Tuesday, July 30, 2013

Sekilas Vaginosis Bakterial

Vaginosis bakterial merupakan penyakit infeksi vaginal disebabkan Gardnerella vaginalis

Patogenesis
Terjadi karena ketidak seimbangan flora, sehingga lebih banyak gardnerella vaginalis dibandingkan lactobacillus

Diagnosis
a. Duh tubuh vagina erwarna abu-abu, homogen dan berbau
b. Clue cells
c. PH vagina > 4,5
d. Tes amin positif

Diagnosis Banding 
Tidak ada

Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan sediaan basah
b. Pewarnaan gram
c. PH vagina 4,5 - 5,5
d. Tes amin
E. Pemeriksaan biakan

Pengobatan 
a. Metronidazol 2 x 400 mg atau 500 mg setiap hari seama 7 hari, atau
b. Tinidazol 2 x 500 mg selama 5 hari, atau
c. Ampicilin/amoxicilin 4 x 500 mg selama 5 hari.

Monday, July 29, 2013

Sekilas Dermatitis Seboroik

Halfian Tags
Merupakan kondisi pada kulit yang ditandai papel eritem, gatal, disertai skuama yang kadang kering kadang berminyak terutama pada wajah, kulit kepala dan daerah-daerah seborrhoe lainnya.
dermatitis-seboroik

Patogenesis :
  • Berhubungan erat dengan keaktifan glandula sebasea. Glandula tersebut aktif pada bayi baru lahir, kemudian menajdi tidak aktif selama 9-12 tahun akibat stimulasi hormon androgen dari ibu berhenti,
  • Pada orang yang telah mempunyai faktor predisposisi, timbulnya dermatitis seboroik dapat disebabkan oleh faktor kelelahan, stres emosional atau infeksi.

Diagnosis :

  1. Pada bayi (umur 2-10 minggu)Daerah frontal dan parietal kepala khas sebagai cradle cap (skuama dan krusta kuning tebal, pecah-pecah, berminyak tanpa eritem), kurang/tidak gatal.
    - Pada lokasi lain : papel eritem dengan skuama kuning berminyak, kurang/tidak gatal.

  2. Dewasa ( 18 - 40 tahun, dapat pada usia tua) :Umumnya gatal, sering kambuh karen alelah, stress atau paparan sinar matahari dan bersifat kronis.
    - Daerah seboroik efloresensi khas : makula/patch folikuler, prifolikuler, papel eritema atau kekuningan (ringan-berat) disertai inflamasi, skuama dan krusta (tipis-tebal), kering, madidans atau berminyak.

Diagnosis Banding :

Tergantung dari berat dan lokasi dari lesi penyakit.
  1. Pitiriasis kapitis (ketombe), Psoriasis vulgaris, Dermatitis atopik.
  2. Dermatitis kontak, Dermatofitosis, Pitiriasis rosea
  3. Kandidiosis intertrigo, eritrasma, erupsi obat, impetigo
  4. Darier disease, pemfigus foliaceus. 

Perawatan :

Rawat jalan poliklinik


Terapi :

  • Penerangan pada penderita  bahwa penyakit dapat ditekan tidak menjadi parah namun tetap bersifat penyakit yang residif kronis. Jika ada infeksi sekudner beri antibiotika.
  • Pengobatan topikal tergantung pada lokasi lesi.
  • Kepala dengan skuama tebal dan melekat pada bayi.
  • Minyak mineral hangat (minyak kelapa atau baby oil) dioleskan dan dibiarkan 8-12 jam lalu dikupas atau disikat halus kemudian dicuci dengan shampo yang tepat.
  • Shampo : selenium sulfida 1-1,8%, zink pirythione, tar atau ketokonazole 2 %, 2-3 kali seminggu.
  • Lokasi sulit : losio kortikosteroid 1-3 kali sehari atau salep asam salisil 5%. Hindari pemakaian tonik rambut atau sediaan dasar alkohol.
  • Lokasi lain : kortikosteroid ringan (hidrokortison 1-2,5%, ointment atau krim), imidazol krim (mikonasol krim, ketokonasol krim).
  • Sering cuci muka atau mandi dengan air sabun dan air untuk menghilangkan lemak dan yeast.
  • Obat oral  hanya bila lesi berat dan luas atau obat topikal tidak memuaskan :Kortikoteroid (prednison/prednisolon) : 20-30 mg/hari sampai membaik lalu dosis diturunkan perlahan.
    - Ketokonazol 200 mg/hari selama 3 minggu.

Penyulit :

  • Infeksi sekunder
  • Kerontokan rambut
  • Eritrodermi, biasanya karena terapi topikal yang tidak tepat atau terkena paparan sinar matahari.
  • Penyakit leiner, eritrodermi pada bayi.

Sunday, July 28, 2013

Urtikaria

Merupakan kelainan pada kulit yang terasa gatal dan panas, ditandai dengan plak eritem yang mula-mula kecil dan semakin digaruk semakin membesar, timbul cepat tetapi hilang perlahan-lahan.

Patogenesis :
Terjadi karena vasodilatasi disertai permeabilitas kapiler yang meningkat sehingga terjadi transudasi cairan yang mengakibatkan pengumpulan cairan setempat sehingga secara klinis tampak edema setempat disertai kemerahan. Di dermis, terjadi infiltrasi sel radang (limfosit, neutrofil, eosinofil) di sekitar pemuluh darah. faktor imunologik lebih berperan pad aurtikaria yang akut, biasanya igE terikat pada permukaan sel mast dan sel basofil.
Bila ada antigen yang sesuai berikatan dengan igE maka terjadi degranulasi sel, sehingga mampu melepaskan mediator. Keadaan ini jelas tampak pada reaksi tipe 1, misalnya alergi obat dan makanan. Komplemen juga ikut berperan, aktivasi komplemen menyebabkan pelepasan anafilaksis agen yang mampu merangsang sel mast dan sel basofil.

Diagnosis :
  1. Eritema disertai edema setempat, berbatas tegas dan kadang-kadang tampak bagian tengah lesi berwarna lebih pucat. Muncul mendadak dan hilang perlahan.
  2. Sangat gatal disertai rasa panas terbakar.
Diagnosis Banding :
  1. Purpura anafilaktoid
  2. Pitiriasis rosea bentuk papuler
  3. Urtikaria pigmentosa
Pemeriksaan Penunjang :
Uji tusuk (prick test)

Konsultasi :
THT, gigi dan interna

Perawatan :
Rawat jalan poliklinik

Terapi :
  1. Anamnese dan pemeriksaan fisis yang cermat dapat membantu menegakkan diagnosis sekaligus mengetahui faktor penyebab / jenis urtikarianya.
  2. Penatalaksanaan ideal : menghindari penyebab, tetapi pada urtikaria kronis penyebab sulit diketahui
    Obat yang dapat digunakan antara lain :
    • Antihistamin
      1. Difenhidramin HCl diberikan secara i.m 10-20 mg/dosis, 2-3 kali/hari. Dosis untuk anak 0,5 mg/kgBB/dosis, 3 kali/hari.
      2. Klorfeniramin maleat dengan dosis 3-4 mg/dosis sebanyak 3x/hari. Dosis untuk anak 0,09 mg/kgBB/dosis, 3 kali/hari.
      3. Prometasine HCl dengan dosis 25-50 mg/dosis, 2-3 kali/hari. Dosis bayi 2,5-5 mg/kgBB/dosis, 1-2 kali/hari. Dosis anak 5-10 mg/kgBB/dosis,1-2 kali/hari.
    • Kortikosteroid
      Digunakan hanya pada kasus berat dan akut serta diberikan dalam jangka pendek lalu lakukan tappering off.
      1. Prednison : 5-10 mg/dosis, 2-3 kali/hari.
      2. Deksametason : 0,5-1 mg/dosis, 2-3 kali/hari.
    • Pengobatan topikal
      Secara simptomatis , sebagai antipruritus bisa menggunakan bedak salisil acid 2,5% atau bedak kocok.
Penyulit :
Angioedema

Saturday, July 27, 2013

Sekilas Erisipelas

Merupakan penyakit infeksi akut kulit dan jaingan di bawahnya yang disebabkan oleh Streptokokus beta hemolitikus.

Etiopatogenesis :
Infeksi akut : Streptococcus beta hemolyticus yang menyerang epidermis dan dermis dan biasanya didahuui oleh trauma.

Kriteria Diagnosa :
  • Eritema pada kulit yang berbatas tegas, edema, pada perabaan terasa panas dan nyeri tekan.
  • Pada beberapa kasus terdapat vesikel dan bulla di atas kulit yang eritema.
  • Sering disertai gejala konstitusi : panas, menggigil dan malaise.
Pemeriksaan :
  • Anamnesis : Kulit yang terkena terasa merah, bengkak dan nyeri.
  • Klinis : predileksi di tungkai bawah, pipi, kaki atau tempat lain
  • Dermatologi : eritema, edema, indurasi, panas dan nyeri tekan.
  • Laboratorium : usapan kulit dengan pewarnaan gram menunjukkan positif untuk Streptococcus beta hemolitikus.
Diagnosis Banding :
  • Angioedema
  • Morbus Hansen
  • Erysipeloid
Predisposisi :
  • Kurang gizi, misalnya pada anak malnutrisi
  • Kebersihan diri dan lingkungan yang kurang
  • Penyakit sistemik seperi diabetes militus, penyakit kronik, dll.
Penatalaksanaan :
  • Umum : antibiotika golongan penicilin, eritromisin atau klindamisin selama 5-7 hari.
  • Khusus : indikasi dilakukan perawatan bila disertai gejala sistemik yag berat dan keadaan umum yang jelek.
Komplikasi :
  • Sepsis terutama pada orang tua

Friday, July 26, 2013

Sekilas Staphylococcal Scalded Skin Syndrome (SSSS)

Merupakan suatu infeksi kulit berat yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus menghasilkan eksotoksin exfoliative sehingga menyebabkan terjadinya epidermolisis.

Diagnosis :
  • Sering pada anak-anak berusia dibawah 10 tahun terutama yang baru lahir
  • Demam dan penderita gelisah, lesi menyebar hampir ke seluruh tubuh.
  • Bulla berdinding tipis, cepat menyebar dan mudah pecah.
  • Eritema sebagian besar tubuh, krusta dan erosif disertai skuama lamelar.
  • Nikolsky sign (+).
Diagnosis Banding :
  • Toksik epidermal nekrolisis
  • Sindrom Steven-Johnsons
Pemeriksaan Penunjang :
  • Pemeriksaan biopsi histopatologis (PA)
  • Kultur.
  • PCR
Konsultasi :
  • Bagian anak dan anestesi (pengaturan keseimbanagn cairan dan gangguan elektrolit).
Perawatan Rumah Sakit :
  • Rawat Inap
Terapi :
  • Sistemik :analgetik dan antipiretik bila perlu.
  • sistemik : dikloksasilin atau flukloksasilin 12,5 - 25 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi setiap 6 jam.
  • Topikal : Kompres atau bersihkan dengan NaCl 0,9% pada apgi dan sore hari.
  • Topikal : Antibiotik topikal berbentuk krim.

Thursday, July 25, 2013

Sekilas Dermatitis Atopik

Merupakan kondisi pada kulit yang ditandai dengan papel eritem serta likenifikasi, kadang-kadang madidans terutama pada wajah dan permukaan ekstensor siku dan lutut serta dihubungkan dengan adanya faktor atopi pada penderita dan keluargnya.

Patogenesis :
  • Belum diketahui
  • Sebagian besar penderita ditemukan riwayat stigmata atopi (asma bronkial, rinitis alergik, konjungtivitis alergik, dermatitits atopik) dalam keluarganya.
  • Juga ditemukan peningkatan jumlah Ig-E dalam serum.
  • Individu dengan kondisi atopi lebih mudah bereaksi terhadap antigen lingkungan (makanan dan inhalan), menimbulkan sensitisasi tipe dadakan / alergi anafilaksis (reaksi alergi tipe 1).
  • Rasa gatal (pruritus) dan reaktivitas kulit yang kuat merupakan tanda penting pada dermatitis atopik.
Diagnosis :
  • Sangat gatal - stigma atopi - bersifat krnonis residif
  • Umur 2 bulan - 2 tahun, 4- 10 tahun dan di atas 12 tahun.
  • Simetris dan bilateral pada pipi, fossa kubiti dan poplitea.
  • Effloresensi : Polimorf (eritema, papel, vesikel, erosi, ekskoriasi, skuama dan krusta)
Diagnosis Banding :
  • Dermatitis seboroik
  • Dermatitis kontak
  • Dermatitis numularis
  • Sindrom wiskot-aldrich
  • Darier disease
Pemeriksaan Penunjang :
  • Prick test (tes tusuk menggunakan alergen hirup dan alergen makanan)
  • Kadar Ig-E total da Ig-E spesifik berdasarkan hasil prick test.
Konsultasi :
  • Bagian THT dan Interna
Perawatan :
  • Rawat jalan poliklinik
Terapi :
  • Hindari faktor penyebab eksaserbasi : perubahan suhu yang mendadak, sering menggunakan sabun, pakaian wool terlalu ketat, garukan keras, faktor emosi, iklim, diet (susu, telur, gandum).
  • Sistemik :
    1. Antihistamin (sebagai anti pruritus dan sedasi) :
      • Difenhidramin HCl secara i.m 10-20 mg/dosis, 3 kali per/hari sedangkan dosis untuk anak 0,5 mg/kgBB/dosis, 3 kali/hari.
      • Klorfeniramin maleat dengan dosis 3-4 mg/dosis sebanyak 3x/hari. Dosis untuk anak 0,09 mg/kgBB/dosis, 3 kali sehari.
      • Prometasine HCl dengan dosis 25-50 mg/dosis, 2-3 kali sehari. Dosis bayi 2,5-5 mg/kgBB/hari, 1-2 kali/hari, sedangkan dosis anak 5-10 mg/kgBB 1-2 kali/hari. 
    2. Kortikosteroid
      Digunakan hanya pada kasus akut dan berat dan diberikan dalam jangka pendek lalu tappering off.
      • Prednison :   5- 10 mg/dosis, 2-3 kali per hari.
      • Deksametason : 0,5-1 mg/dosis, 2-3 kali per hari.
    3. Antibiotika
      • Eritromisin : 250-500 mg/dosis, 3-4 kali sehari, sedangkan dosis anak 15-25 mg/kgBB/dosis, 3 kali sehari.
  • Pengobatan Topikal: tergantung pada keadaan lesinya.
    1. Akut dan eksudatif : kompres larutan faali.
    2. Kering, non eksudatif : kortikosteroid topikal (hidrokortison, diflukortikolon valerat)
Lama Perawatan :
  • Tergantung pada proses penyembuhan luka
Penyulit :
  • Infeksi sekunder

Wednesday, July 24, 2013

Adipositas (kegemukan)

Halfian Tags
Secara umum dapat dikatakan, bahwa berat badan orang dewasa normalnya adalah sama dengan tinggi badannya (dalam cm) dikurangi 100, dan hasilnya disebutkan dalam kg. Norma ini tidak berlaku secara mutlak sebab ada toleransi Perbedaan lebih tinggi atau lebih rendah 10% dari syarat tadi masih dianggap dalam batas normal.

Apabila berat badan dalam waktu singkat dengan segera mengalami kenaikan atau penurunan, hal ini tidak disebabkan oleh penambahan atau kehilangan jaringan lemak, melainkan oleh karena penambahan atau kehilangan cairan dalam tubuh. Misalnya seseorang yang kegemukan sama sekali tidak makan dalam 24 jam, ada kemungkinan berat badannya akan turun sebanyak 1 kg. Hal ini bukan dikarenakan kehilangan zat lemak dari tubuhnya tetapi  terutama oleh karena banyak air dikeluarkan secara diurase dengan asupan cairan yang tidak seimbang dengan pengeluaran. Kalau setelah puasa 24 jam tersebut kemudian makan dan minum secara biasa lagi , maka berat badannya akan segera bertambah 1 kg kembali.
kegemukan-adipositas-anak

Jadi yang dimaksud dengan adipositas (kegemukan) ini disebabkan oleh karena kelebihan zat lemak di dalam tubuh seseorang sehingga berat badannya di atas nilai toleransi normal.

hipertensi-tekanan-darah-tinggi
Adipositas dapat dibagi 2 macam :

  1. Adipositas yang endogen. Dalam hal ini kegemukan disebabkan oleh kelainan hormonal dalam tubuh seseorang, yang kadangkala disertai kelebihan makan makanan berkalori tinggi.

  1. Adipositas yang eksogen. Istilah ini dimaksudkan pada orang sehat  yang mengalami kegemukan karena pola kebiasaan makan yang berkelebihan kalori dengan aktivitas fisik yang kurang memadai untuk membakar kelbeihan kalori tersebut.  Makanan berkalori tinggi ini dapat berupa makanan tinggi lemak atau tinggi karbohidrat. Seperti kita ketahui pada proses lipogenase (pembentukan  zat lemak tubuh) membutuhkan Asetyl co-enzym A yang berasal dari metabolisme zat hidrat arang (karbohidrat). Pada orang yang kelebihan konsumsi karbohidrat , kadar glukosa dalam darahnya akan meningkat pula. Dengan pengaruh insulin sebagian glukosa akan memasuki jaringan lemak dan digunakan untuk sintesis zat lemak. Untuk proses ini juga melibatkan FFA (free fatty acid).

Tingginya kadar glukosa dalam darah menyebabkan sel otot lebih memilih glukosa ini untuk dibakar menjadi energi. Sedangkan free fatty acid  yang tidak digunakan akan bersama sebagian glukosa  yang berlebih di simpan dalam jaringan lemak lewat proses lipogenase di atas.

Berikut ilustrasi bila konsumsi karbohidrat berlebih : 
utilisasi-glukosa-ffa
bagan utiliasi glukosa-ffa pada asupan karbohidrat berlebih
Apabia seseorang berpuasa maka akan terjadi sebaliknya. Kadar glukosa dalam darah tidak meningkat, jadi tidak ada glukosa yang memasuki jaringan lemak. Oleh karean itu FFA dalam jaringan lemak tidak digunakan untuk mensintesis zat lemak (lipogenase).

Jadi sekarang secara mudah FFA akan dikeluarkan dari jaringan lemak dan memasuki darah. Kalau kadar FFA dalam darah meningkat maka hal ini akan menekan utilisasi (penggunaan) glukosa oleh otot untuk menghasilkan energi. Otot akan lebih memilih menggunakan FFA ini sebagai sumber bahan bakar yang dirubah menjadi energi. Glukosa sendiri akan disimpan dan kurang digunakan, supaya kadar glukosa dalam darah tidak terus turun. Dengan kata lain utilisasi FFA ini adalah mekanisme tubuh untuk mencegah terjadinya hipoglikemi pada keadaan asupan karbohidrat yang rendah.  
utilisasi-glukosa-ffa
Bagan utilisasi glukosa-FFA pada asupan karbohidrat rendah
Apakah kerugian bila seseorang mengalami adipositas (kelebihan berat badan) :
  • Usia hidup yang lebh pendek dibandingkan mereka yang berberat badan normal.
  • Adipositas menyebabkan resiko atherosklerosis meningkat.
  • Adipositas memudahkan timbulnya hipertensi.
  • Adipositas memudahkan timbulnya diabetes tipe 2 (dewasa).
  • Adipositas memudahkan terbentuknya batu empedu.
  • Adipositas memudahkan terjadinya trombosis pada mereka yang post operasi
  • Adipositas dapat mengakibatkan insufisiensi paru-paru oleh karena diafragma yang terdesak ke atas, sehingga isi rongga thoraks (dada) menjadi sempit.
  • Adipositas dapat memperberat decompensatio cordis (suatu keadaan gagal jantung)

Berikut pembahasan lebih lanjut kedua jenis adipositas di atas :

  1. Adipositas Endogen

Dalam hal ini dasar adipositas adalah gangguan hormonal, tetapi seringkali juga disertai  kebiasaan makan dengan kalori berlebih. Beberapa penyakit hormonal berkaitan dengan adipositas endogen ini :
  • Myxoedem
Ditemukan pada hipofungsi dari kelenjar thyroid, berat badan penderita umumnya meningkat. Hal ini biasanya tidak disebabkan oelh penghimpunan zat lemak, melainkan oleh retensi air.  Perbedaannya dengan adipositas eksogen  :

Myxoedem
Gejala
Adipositas Eksogen

+
Kulit kering
-
+
Oedem kelopak mata
-
+
Penderita mengeluh dingin
-
+
Rambut gugur
-
+
Suara rendah atau parau
-
+
Anorexia (nafsu makan berkurang)
-
-
Berkeringat
+
Turun
Nilai PBI (Protein Binding Iodin)
Normal
Turun
Nilai BM (Basal Metabolism)
Turun

  • Syndroma cushing
Merupakan kelainan dari kelenjar anak ginjal (adrenalin). Kadang kadang sangat sulit membedakan adipositas akibat sindrom cushing dengan adipositas eksogen
  • Insulinoma
Oleh karena kelebihan produksi insulin,maka kadar glukosa dalam darah akan turun. Hal ini akan menimbulan rasa lapar berlebihan pada penderita sehingga ia akan makan banyak. Dengan demikian kadara glukosa darah akan naik lagi. Akan tetapi kemudian insulin akan mempergiat lipogenase (pembentukan zat lemak) sehingga terjadilah obesitas.
  • Dystrofia adiposo-genitalis
Merupakan gangguan akibat tumor pada kelenjar hipofisis dimana pada yang bersangkutan akan ditemukan
Adipositas dan atrofi alat kelamin (pada laki-laki).

Penyakit demikian jarang sekali ditemukan. Distrofia adiposa genitalis pertama kali dilaporkan oleh Frohlich. Penyakit ini mesti dibedakan dengan dipositas pada anak lelaki  yang disertai terjadinya keterlambatan pubertas (akil baliq). Sindroma yang satu ini terutama ditemukan pada anak pria tunggal dalam satu keluarga atau anak pria yang bungsu. Seringkali anak pria tersebut sangat dimanjakan, sehingga kelebihan makanan dan menyebabkan adipositas dan memperlambat permulaan pubertas. Namun, setelah pubertas, pertumbuhan anak akan kembali normal.

Sebaliknya pada distrofia adiposo genitalis, gangguan perkembangan bersifat permanen oleh karena sumber penyebab berupa tumor di hipofisis masih ada.

  1. Adipositas Eksogen

Adipositas eksogen ditemukan pada orangyang namun dnegan pola makan yang berlebihan kalori dengan aktivitas fisik yang tidak memadai. "fat comes from food, where else it come from?". Beberapa faktor yang mempengaruhi :
  • Kebiasaan.
Terdapat famili, suku-suku pun bangsa-bangsa dengan kebiasaan makan yang berlebihan.
  • Cara makanan dimasak dan disajikan
Mereka yang terbiasa menyajikan makanan yang lezat dan berlebihan tentu akan lebih banyak makan dibandingkan yang makan dengan sederhana
  • Pengaruh familial
Dalam keluarga tertentu akan ditemukan banyak yang mengalami kegemukan dengan sebab yang tidak jelas apakah karena kebiasaan yang berlebihan atau karena pengaruh herediter (keturunan).
  • Aktivitas fisik
Gerak badan yang kurang akan memudahkan timbulnya adipositas oleh kaori yang dibakar tidak sebanding dengan asupan yang masuk. Ditambah seringkali mereka yang terlanjur gemuk menjauhi oralhraga karena malu akan bentuk tubuhnya bila memakai pakaian sport.
  • Faktor Psikis
Pada kondisi psikis tertentu seseorang cenderung dapat makan banyak untuk mengatasi stress yang diderita misalnya ketika mendapat kekecewaan, patah hati, emosi, dll. Namun mereka yang bila stress justru malah berkurang makannya tidak akan mengalami kegemukan,

TERAPI :

Jelaslah bahwa pengobatan paling tepat terdiri dari mengurangi jumlah kalori yang dikonsumsi tiap hari. "He who eats till he is sick, must fast till he is well".
  • Diet
Makanan yang dikonsumsi sebaiknya mengandung :
  1. Banyak protein (daging kurus, skimmed milk, ikan)
  2. Banyak sayur (mengandung vitamin,mineral dan menghasilkan perasaan kenyang dalam lambung)
  3. Buah buahan dalam jumlah biasa.
  4. Nasi dalam jumlah sedikit. Sebagai pengganti nasi juga dapat menggunakan kentang dalam jumlah sedikit.
  5. Kopi dan the seberapa suka tapi tanpa gula.
  6. Dilarang : gule, kue manis, lemak, minyak, coklat dst.

Dalam menilai penurunan berat badan sebaiknya berpatok pada nilai penurunan berat badan. Tidak perlu berat badan turun drastis lebih dari 1/2-1 kg dalam seminggu yang penting konsisten. Kalau berat badan tetap atau naik, berarti bahwa penderita harus mengulangi lagi jumlah makanannya.

Frekuensii makan sebaiknya 3 x sehari. Meski jumlah porsinya sedikit, frekuensi harus tetap normal untuk menghidari rasa lapar berlebihan yang berujung pada keinginan membalas makan dan gagalnya diet.
  • Aktivitas fisik
Sebaiknya orang dengan kegemukan mengadakan cukup gerak badan dalam sehari. Dengan demikian mereka akan lebih segar. Tetapi sebaiknya disadari bahwa hampir tidak mungkin untuk menurunkan berat badan dengan gerak badan saja. Misalnya, untuk menggunakan semua tenaga (kalori) yang terdapat dalam 1/2 kg lemak, kita harus  jalan kaki kurang lebih 36 jam.
  • Diuretika
Diuretika bukan merupakan obat untuk adipositas/obesitas. Jelas bahwa denan pemberian diuretika berat badan akan turun  namun bukan karen akehilangan lemak melainkan karena kehilangan air. Pengobatan jenis ini adalah pengobatan "palsu" dan tidak bermanfaat serta bisa berbahaya bila tidak terkontrol dengan baik sebab akan mengakibatkan hipokalemia yang berujung pada rasa lemah lesu bahkan gangguan jantung.
  • Hormon tiroxin
Pemberian hormon yang diproduksi kelenjar tiroid ini adalah suatu kesalahan besar. Tiroxin hanya akan menurunkan berat badan kalau diberikan dalam dosis yang toksis. Kalau diberikan dalam dosis rendah maka kemungkinan besar penderita akanmengalami gangguan keseimbangan fungsi kelenjar hipofisis dan tiroid.
  • Golongan amfetamin
Beberapa dokter meresepkan/menggunakan obat jenis ini (misalnya dexedrine dan benzedrine) untuk mengurangi nafsu makan penderita. Akan tetapi oleh karena kemungkinan timbulnya komplikasi tertentu, sebaiknya pengobatan demikian dihindari, kecuali ada pertimbangan tertentu dari dokter ahli yang bersangkutan.

Yang terpenting dalam menurunkan berat badan adalah kemauan penderita. Berkenaan dengan hal ini sangat penting bagi dokter untuk memberi pertolongan psikologis yang sebaik baiknya. Berat badan penderita sebaiknya diukur dengan rutin setiap satu atau dua minggu. Kalau ternyata belum turun maka dokter harus memberi semangat dan mempergiat penderita untuk mengurangi jumlah makannya. Sebaliknhya bila ada kemajuan yang dicapai, dokter memberikan pujian dan membesarkan semangat penderita agar tetap konsisten.

PROGNOSIS

Mereka yang menderita kelebihan berat badan ringan seringkali berhasil menurunkan berat badannya sampai normal. Namun mereka yang kelebihan berat badannya berat seringkali gagal. Namun demikian dokter diharapkan tetap terus memberikan pengertian dan motivasi yang sebaik-baiknya.