Saturday, August 31, 2013

Sekilas Pitiriasis Versikolor

Merupakan penyakit kulit karena infeksi jamur superfisial oleh Malassezia furfur (pityrosporum orbiculare / ovale) yang ditandai dengan : makula hipopigmentasi/hiperpigmentasi di kulit, skuama halus disertai gatal. Di masyarakat sering dikenal dengan penyakit panu.

Kriteria Diagnosis :
  • Bercak hipopigmentasi/hiperpigmentasi (coklat) dalam berbagai ukuran dengan skuama halus di atasnya. Biasanya mengganggu pernampilan.
  • Predileksi : terjadi dimana saja di permukaan kulit seperti pada daerah wajha, dada, punggung, lengan atas, lipat paha dan leher.
  • Pemeriksaan KOH 10-20% ditemukan hifa dan spora
Pemeriksaan :
  •  Anamnesis : terdapat bercak putih/coklat dalam berbagai ukuran , ditutupi sisik halus dan gatal waktu berkeringat.
  • Pemeriksaan klinis : terdapat makula hipopigmentasi atau hiperpigmentasi dalam berbagai ukuran dengan skuama halus di atasnya. terdapat 2 bentuk : bentuk folikuler (yang berbentuk bulat kecil berada sekitar folikel rambut) dan bentuk makula (yang mempunyai ukuran lebih besar dengan batas tegas).
  • Laboratorium :
    • Pemeriksaan mikroskopik skuama dengan KOH 10-20% : ditemukan hifa pendek, dikelilingi oleh spora berkelompok.
    • Pemeriksaan penunjang  lampu wood terdapat fluoresensi kuning keemasan
Diagnosis Banding :
  • Pitiriasis Alba
  • Pitiriasis Rosea
  • Hiperpigmentasi pasca inflamasi
  • Tinea korporis
Penatalaksanaan :
  • Umum : hindari kelembaban dan menjaga higiene perorangan
  • Khusus :
    • Sistemik : Ketokonazole 200 mg selama 10 hari atau 400 mg dosis tunggal.
    • Topikal :
      1. Selenium sulfide 25 %
      2. Sulfur presipitatum 4-20 %
      3. Derivat azole : mikonazole, klotrimazole, isokonazole.
      4. Larutan natrium thiosulfate 25 %.
      5. Terbinafine.

Monday, August 26, 2013

Sekilas Veruka Vulgaris (kutil)

Veruka vulgaris atau awamnya dikenal dengan sebutan kutil, merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh Human papilloma Virus. Ditandai dengan adanya hiperplasia epidermis. Terutama pada anak-anak, tetapi dapat juga pada orang dewasa dan orang tua.

Patogenesis :
Disebabkan oleh Human Papilloma virus

Diagnosis :
Kutil berbentuk bulat, berwarna putih abu-abu, besarnya lentikuler atau plakat jika berkonfluensi. Permukaannya kasar dengan goresan dapat timbul auto inokulasi sepanjang goresan. Bila tempat predileksinya di daerah muka dan kulit kepala maka disebut veruka filiformis.

Diagnosis Banding :
  • Moloskum Contagiosum
  • Keratoakantoma
Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan histopatologis jika gamabran klinis tidak jelas.

Pengobatan :
  • Bahan kaustik : larutan AgNO3 , TCA 50%, fenol likuifarum 
  • Bedah beku : CO2, N2, N2O 
  • Bedah skalpel 
  • Bedah listrik (elektro kauter) 
  • Bedah laser
Perawatan :
Rawat jalan poliklinik

Sunday, August 25, 2013

Sekilas Kondiloma Akuminatum

Kondiloma akuminatum adalah pertumbuhan jaringan yang bersifat jinak, superfisial, terutama di daerah genital. Merupakan vegetasi dari virus HPV tipe tertentu, bertangkai dan memiliki permukaan lesi yang berjonjot.
lesi-kondiloma-akuminata-pada-korona-glandis-penis

Patogenesis

Virus golongan papova, yaitu Virus Papilloma Humanus (VPH) merupakan virus DNA. Tipe yang pernah ditemui pada kondiloma akuminatum adalah VPH tipe 6, 11, 16, 18, 30, 31, 33, 35, 39, 41, 42, 44, 51, 52, dan 56.

Tipe VPH yang mempunyai onkogenik yang tinggi, yaitu tipe 16 dan 18 yang sering dijumpai pada kanker serviks. Sedangkan tipe 6 dan 11 lebih sering dijumpai pada kondiloma akuminatun dan neoplasia intraepitel adalah serviks derajat ringan.

Epidemiologi

Penyakit ini hanya menyerang orang dewasa dengan frekuensi pria dan wanita sama. Tersebar kosmopolit dan transmisi melalui kontak langsung. Banyak terjadi pada wanita hamil, biasanya penyakit ini disertai dengan adanya smegma, fluor albus dan kandidiasis. Lingkungan yang lembab dan basah mempermudah timbulnya penyakit.

Gejala dan Tanda

Penyakit ini terutama terdapat di daerah lipatan yang lembab, misalnya daerah genetalia. Pada pria prediksinya di perineum dan sekitar anus, sulkus koronavius, glans penis, muara uretra eksterna, korpus dan pangkal penis.

Kondiloma akuminata pada wanita biasanya ditemukan di daerah vulva dan sekitarnya, introitus vagina, kadang-kadang pada porsia uteri. Pada wanita yang banyak mengeluarkan fluor albus atau wanita yang hamil pertumbuhan penyakit lebih cepat.

Kelainan kulit berupa vegetasi yang bertangkai dan berwarna kemerahan kalau masih baru, jika telah lama agak kehitaman. Permukaannya berjonjot (papilomatosa) sehingga pada vegetasi yang besar dapat dilakukan percobaan sondase. Jika timbul infeksi sekunder, warna kemerahan akan berubah menjadi keabu-abuan dan berbau tidak enak.

Vegetasi yang besar disebut Giant Condyloma (Bruschke) dapat menimbulkan degenerasi maligna.

Diagnosis 

Kelainan kulit berupa vegetasi yang bertangkai dan berwarna kemerahan, permukaan berjonjot (papillomatosa). Lokasi lesi di vulva, labi amajora,labia minora, glans penis, preputium dan korpus penis.

Diagnosis Banding 
  • Veruka vulgaris
  • Kondiloma latum
  • Karsinoma sel skuamosa

Pengobatan 
  1. Tingtura podofilin 25%. Kulit di sekitarnya dilindungi dengan vaselin atau pasta agar tidak terjadi iritasi. Setelah 4–6 jam dicuci, dapat diulang 3 hari bila belum sembuh. Setiap pemberian jangan melebihi 0,3 cc karena bersifat toksik dan diserap.
  2. Salep 5-fluorourasil 5%, dipakai terutama pada lesi di meatus uretra. Pemberian setiap hari sampai lesi hilang. Sebaiknya penderita tidak miksi selama 2 jam setelah pengobatan.
  3. Asam triklorasetat 50% dioleskan tiap minggu. Pemberian hati-hati dapat menimbulkan ulkus yang dalam, dapat untuk wanita hamil.
  4. Elektrokauterisasi.
  5. Bedah beku dengan nitrogen cair.
  6. Laser karbondioksida.
  7. Interferon. Diberikan suntik i.m atau intralesi dan topikal. Dosis 4–6 mU i.m. 3 kali seminggu selama 6 minggu atau dosis 1–5 mU i.m. selama 6 minggu.
  8. Imunoterapi. Pada penderita dengan lesi yang luas dan resisten terhadap pengobatan.

Thursday, August 22, 2013

Sekilas Moluskum Kontagiosum

Merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh virus poks dengan gejala klinis berupa paul-papul yang memiliki lekukan pada permukaanya.

Patogenesis :
Disebabkan oleh virus Moluscum Contagiosum

Diagnosis  :
Papul miliar sampai lentikular, berwarna putih seperti lilin berbentuk kubah ditengahnya terdapat delle. Jika dipijat akan keluar  massa seperti nasi. Lokasi lesi  pada muka badan , ekstremitas, pubis dan genitalia eksterna.

Diagnosis Banding :
  • Veruka Vulgaris
  • Keratoakantoma
Pemeriksaan Penunjang :
Pewarnaan Giemsa

Pengobatan :
  • Mengeluarkan massa dengan ekstraktor komedo jarum suntik dan kuretase.
  • Elektrokauterisasi.
  • Bedah beku CO2, N2.
Perawatan :
Rawat jalan poliklinik

Monday, August 19, 2013

inflammatory process flow chart

Halfian Tags

Friday, August 16, 2013

Sekilas Varicella (cacar air)

Varicella atau cacar air merupakan infeksi akut primer oleh virus Varicella Zoozter yang menyerang kulit dan mukosa berupa lesi polimorf terutama di bagian sentral tubuh.

Diagnosis :
varicella-cacar-air
lesi cacar air terutama di daerah sentral tubuh
Vesikel khas berupa tetesan embun yang akan berubah menjadi pustul dan krusta. Penyebaran terutama di daerah badan dan kemudian menyebar secara sentrifugal ke muka dan ekstremitas, serta dapat menyerang selaput lendir mata, mulut dan saluran nafas bagian atas. Biasanya disertai rasa gatal dan terdapat gejala prodormal.

Diagnosis Banding :

  • Variola
  • Herpes simples generalisata

Pemeriksaan Penunjang :
Tes Tzanck

Pengobatan :

  • Terapi suportif untuk mengurangi pruritus dan mengurangi resiko infeksi
    - Bedak kocok
    - Anti histamin
    - Antibiotik : eritromisin atau dicloxacilin
    - Menambahkan larutan kalium permanganas (PK) dalam air mandi
  • Asiklovir 200 mg/kg 4 x/hr selama 5 hari (diberikan dalam 24 jam pertama)
  • Salep asiklovir 5% dapat dioleskan tipis pada permukaan yang terinfeksi 6 kali sehari selama 6 hari
  • Konsumsi banyak air, vitamin dan mineral
Prognosis :
Baik, dapat sembuh sempurna


Tuesday, August 13, 2013

Sekilas Karsinoma Sel Skuamosa

Karsinoma sel skuamosa merupakan tumor keratinosit kulit dan membran mukosa dengan tingkat keganasan bervariasi.

Etiopatogenesis :
Faktor pencetus :
  1. Sinar matahari
  2. Radiasi kronik
  3. Karsinogen kimia
  4. Virus
  5. Imunosupresan
  6. Sikatriks, keloid, ulkus kronik dan fistula
Klasifikasi :
Klasifikasi karsinoma sel skuamosa berdasarkan sistem klasifikasi TNM (Tumor, Modus, Metastasis) :
  • Tis        : karsinoma in situ
  • T0         : tidak jelas bentuk tumor primernya
  • T1         : lesi dengan diameter < 2 cm
  • T2         : lesi dengan diameter antara 2-5 cm
  • T3         : lesi dengan diamater >5 cm
  • T4         : lesi telah menyebar ke toto dan tulang
  • N0         : tidak ada penyebaran ke kelenjar getah bening
  • N1         : penyebaran homolateral dan mudah digerakkan
  • N2         : kontra atau bilateral dan mudah digerakkan
  • N3         : melekat di jaringan sekitarnya
  • M0         : tidak jelas metastasis
  • M1         : jelas metastasis jauh

Gambaran Klinis :
Gambaran klinis karsinoma sel skuamosa bervariasi berupa :
karsinoma-sel-skuamosa
  • Nodus berwarna seperti kulit normal, permukaan halus tanpa krusta atau ulkus dengan batas tegas tapi kurang jelas
  • Nodus kemerahan dengan permukaan papilomatous atau verukous menyerupai bunga kol
  • Ulkus dengan krusta pada permukaannya tapi meninggi, berwarna kuning kemerahan
  • Karsinoma sel skuamosa de novo lebih sering mengadakan invasi cepat dan terjadi metastase
 Tanda yang mengarah pada karsinoma sel skuamosa :
  • Luka yang tidak sembuh-sembuh
  • Luka yang bertambah besar atau berubah menjadi tumor
  • Luka atau tumor di sekitar orifisium harus diperhatikan secara seksama karena tumor pada daerah tersebut lebih mengadakan metastasis daripada daerah lainnya.

Diagnosis :
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan histopatologi

Penatalaksanaan :
Beberapa modalitas yang dapat dilakukan pada karsinoma sel skuamosa :
  • Cryosurgery
  • Kuretase dan elektrodesikasi
  • Bedah eksisi konvensial
  • Bedah mohs
  • Radiasi dan kemoterapi

Follow Up :
Pemeriksaan kulit dan kelenjar limfe regional setiap 2-3 bulan selama 2 tahun pertama

Mohs Micrographic Surgery (MMS)
  1. MMS adalah terapi bedah untuk mengangkat jaringan termasuk neoplasma kulit tertentu yang ditandai dengan konrol tepi yang sangat teliti yang memungkinkan pemeriksaan semua tepi jaringan yang akan diangkat.
  2. MMS merupakan teknik bedah untuk mengangkat tumor pada kulit dan membran mukosa. Paling sering digunakan pada kasus karsinoma sel basal dan karsinoma sel skuamosa.
Indikasi MMS :

Karsinoma sel basal
  1. Resiko tinggi mengalami rekuren,periorbital dan canthal, sepertiga tengah muka, columela, periauricular tragal, post auricular sulcus, perioral, nasofacial sulcus dan perinasal, riwayat eksisi inkomplet, telah diterapi radiasi sebelumnya, riwayat rekuren ukuran besar.
    Gambaran histology : morpheaform, keratinizing, metatypical, infiltrating, multicentric, deep tissue or bone involvement
  2. Area of important tissue preservation : nasal tip and alae, bibir dan fermillion, palpebra, helix dan kanal telinga, tangan dan kaki, genitalia
  3. Penderita imunosupressed
Karsinoma sel skuamosa :
  1. Resiko tinggi mengalami rekuren,periorbital dan canthal, sepertiga tengah muka, columela, periauricular tragal, post auricular sulcus, perioral, lower ekstremitas, genitalia, temple, scalp,lip, mucosal, nail bed and matrix. Riwayat eksisi incomplete, telah diterapi radiasi sebelumnya, riwayat rekuren, ukuran besar,perineural dan perivaskular tumor anaplastik diferensiasi, deep tissue or bone involvement.
  2. Area of important tissue preservation : nasal tip and alae, bibir dan fermillion, palpebra, helix dan kanal telinga, tangan dan kaki, genitalia
  3. Penderita imunosupressed

Saturday, August 10, 2013

Vacuum Mnemonic (kriteria ekstraksi vakum)

Halfian Tags
A
Anesthesia asistance (Bantuan anestesi)
  • Adequate pain relief (Pereda nyeri yang adekuat)
  • Neonatal support (Dukungan terhadap neonatal)
B
Bladder (Kandung kemih)
  • Bladder Empty (Kandung kemih dikosongkan)
C
Cervix (Serviks)
  • Fully dilated, membranes ruptured ( Dilatasi maksimal, membran ruptur)
D
Determine (Tentukan)
  • Position, station and pelvic adequacy (Posisi, stasiun dan ukuran pinggul yang adekuat)
  • Think possible shoulder dystocia (Periksa kemungkinan adanya distosia)
E
Equipment (Peralatan)
  • Inspect vacuum cup, pump, tubing and check pressure (periksa mangkuk alat vakum, pompa, pipa dan tekanannya)
F
Fontanella (Ubun-ubun)
  • Postion the cup over the posterior fontanelle (posisikan mangkuk vakum di atas fontanella posterior/ubun-ubun)
  • Swep finger around the cup to clear maternal tissue (periksa dengan jari di sekeliling corong bila ada jaringan maternal yang terjepit)
G
Gentle traction (Tarik yang Lembut)
  • 100 mmHg Initially and between contractions (tekanan 100 mmHg di awal dan di antara kontraksi)
  • Pull with contraction only (Tarik hanya bila sedang kontraksi)
  • as Contraction begin (Bila kontraksi mulai muncul ) :
    a. Increase pressure to 600 mmHg ( Naikkan tekanan hingga 600 mmHg)
    b. Prompt mother for good expulsive effort (Arahkan ibu agar mengedan dengan kuat)
    c. Traction in axis of birth canal (Tarikan searah sumbu jalan lahir)
H
Halt (Hentikan)
  • No progress with three traction aided contractions (Bila tidak ada kemajuan dengan 3 tarikan disertai penambahan kontraksi)
  • Vacuum pops-off three times ( vakum lepas3 kali)
  • No significant progress after 30 minutes of assisted vaginal delivery (Tidak ada kemajuan berarti setelah 30 menit bantuan lahir per vaginam)
I
Incision (Insisi)
  • Consider episiotomy if laceration imminent (Pertimbangkan episiotomi bila besar kemungkinan terjadi laserasi)
J
Jaw (Rahang)
  • Remove vacuum when jaw is reachable or delivery assured (Singkirkan vakum bila rahang/dagu telah digapai atau bayi lahir lengkap)

Friday, August 9, 2013

Sekilas Karsinoma Sel Basal

Merupakan tumor maligna kulit yang diduga berasal dari sel primitf selubung akar rambut, sel basal epidermis dan paling sering terdapat di daerah yang terpapar sinar matahari.

Patogenesis:
  • Sel-sel pluripotensial pada stratum basalis epidermis atau lapisan folikular.
  • Tumor di epidermis dan muncul di bagian luar selubung akar rambut dan stem sel folikel rambut di bawah glandula sebasea.
  • Ultraviolet menginduksi mutasi pada gen supresor tumor p53 pada kromosom 17p.

Gambaran Klinis:

Tempat predileksi : muka, kulit kepala, leher dan tubuh bagian atas.Penderita biasanya mengeluhkan luka yang tidak sembuh-sembuh selama beberapa waktu. Trauma yang sangat ringan seperti mencuci muka atau mengeringkan muka dengan handuk dapat menimbulkan perdarahan

Bentuk Klinis:
  1. Tipe Nodular :
    karsinoma-sel-basal-tipe-nodular
    ca sel basal tipe nodular

    Merupakan bentuk paling umum dengan gambaran klinis sebagai berikut :
    - Papul seperti lilin dengan depresi sentral
    - Penampakan seperti mutiara
    - Erosi/ulserasi
    - Perdarahan
    - Kulit keras
    - Batas/tepi yang meninggi
    - Translusen
    - Telangiektasis
    - Riwayat perdarahan bila mengalami trauma ringan

  2. Tipe pigmented :
    Terjadi peningkatan pigmen coklat atau hitam, lebih sering pada orang berkulit gelap, secara klinis menyerupai melanoma maligna
  3. Tipe Kistik :
    Nodul kistik, translusen biru keabu-abuan, mungkin tampak seperti lesikista benigna
  4. Tipe Superfisial :
    Timbul dengan gambaran plaque bersisik atau papul yang berwarna merah muda hingga merah-coklat , tepi meninggi.
  5. Tipe Morfea dan Infiltrasi :
    Merupakan karsinoma sel basal agresif dengan plaq atau papul sklerotik, batas tidak jelas, ada ulserasi, perdarahan dan pembentukan krusta. Diagnosis banding : bekas luka (scar)

Pemeriksaan Penunjang :

  • Histopatologi

Penentuan Stadium :

Penentuan stadium tumor menggunakan klasifikasi menurut UICC seperti digunakan pada karsinoma sel skuamosa. Akan tetapi sering tidak digunakan karena untukepnentuan T (besar tumor primer) sukar dilakukan. N (keadaan kelenjar getah bening regional) dan M (ada atau tidak ditemukan metastasis) secara praktis tidak ada.


Penatalaksanaan :

Pemilihan jenis penata laksanaan didasarkan pada ukuran, lokasi lesi, usia penderita, dapat memberikan hasil kosmetik yang baik, bentuk tumor dan toleransi penderita terhadap tindakan operasi.
Terapi operatif dikombinasikan dengan konfirmasi histologik merupakan prosedur standar penanganan karsinoma sel basal. Defek ditutup dengan cara flap, graft, menjahit langsung kedua tepi lesi (side to side closure) dan penyembuhan sekunder.

Terapi Alternatif :
  1. Cryoterapi dengan nitrogen cair : merupakan terapi alternatif pilihan pertama pada kasus tumor superfisial dengan batas jelas khususnya pada penderita usia lanjut.
  2. Kuretase dan elektrodesikasi : dilakukan pada tumor tipe superfisial atau nodular.Terapi dapat diulang 1-2 kali, cure rate mencapai 90% pada low risk BCC.
  3. Radioterapi : Dilakukan pada kasus yang tidak dapat dioperasi atau post operasi mikro atau makroskopi dan rekuren/residif.
  4. Imunoterapi lokal dan sistemik dilakukan pada karsinoma sel basal multipel
  5. Sitostatik (5-fluorouracil)
  6. Kombinasi cisplatin dengan 5-fluorouracil dilakukan pada kasus yang bermetastasis.
  7. Pemantauan setelah operasi sangat penting dilakukan untuk melihat kemungkinan terjadinya rekurensi.Frekuensi dan lama pemantauan tergantung pada kasus perorangan.
  8. Pendidikan dan pencegahan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam penatalaksanaan karsinoma sel basal, termasuk pemakaian tabir surya dan pemeriksaan diri sendiri(self examination).

Thursday, August 8, 2013

Sekilas Epidermolisis Bullosa

Halfian Tags
Merupakan suatu penyakit bullosa kronik yang diturunkan secara genetik , dapat timbul spontan atau timbul akibat trauma ringan.
terapi- epidermolysis-bullosa-dengan-transplantasi-laminin5
terapi epidermolysis bullosa dengan transplantasi laminin5. sumber : wikipedia

Diagnosis Banding :
- Pemfigoid bullosa
- Pemfigoid sikatrik
- Erupsi bullosa pada SLE
- Amyloideus bullosa
- Porphyria cutanea tarda
- Pseudo porphyria

Pengobatan :
- Kortikosteroid sistemik
- Vitamin E 600 - 1600 IU/hr
- Difenilhidantoin 2,5 -5,0 mg/kg BB/hr
- Topikal : Salep steroid dan salep antibiotik.
- Transplantasi laminin5

Wednesday, August 7, 2013

Sekilas Collodion Baby

Halfian Tags
Merupakan sutau istilah pada bayi baru lahir yang terbungkus suatu membran kering yang mirip selaput collodion.

Diagnosis Banding :
  • Ichtiosis lamellar.
  • Syndrom Netherton.
  • Syndrom Conradi-Hunermann.
  • Neonatal Gaucher's.
Diagnosis :
  • Kelainan kulit dengan penebalan stratum korneum
  • Barrier permeabilitasnya  tidak berfungsi baik.
  • Konsentrasi urea plasma tinggi.
 Pengobatan :
  • Debridement
  • Cetomacrogol ointment.
Komplikasi :
  • Sepsis
  • Pneumonia.

Tuesday, August 6, 2013

Sekilas Sindrom Steven-Johnson

Merupakan sindrom yang mengenai kulit, selaput lendir di orifisium dan mata dengan keadaan umum dari ringan sampai berat.

Patogenesis :
- Diduga reaksi alergi tipe III dan IV
- Reaksi Tipe III : Komplks antigen dan antibiotik membentuk mikropresipitasi kemudian mengaktivasi sistem komplemen sehingga menyebabkan akumulasi neutrofil dan lisosim yang akhirnya menyebabkan kerusakan organ sasaran.
- Reaksi tipe IV : Limfosit T yang tersensitasi kontak dengan antigen yang sama mengeluarkan limfokin yang menyebabkan reaksi radang.

Diagnosis :
- Kelainan kulit : eritema, vesikel, bulla, purpura, bisa sampai generalisata.
- Kelainan selaput lendir di orifisium : mukosa mulut (100%), lubang alat genital (50%), lubang hidung, dan anus jarang (8% dan 4 %), dapat terlibat faring, saluran nafas atas dan esofagus.
- Kelainan mata : konjungtivitis 80 % diantara semua kasus.

Diagnosis Banding :
Nekrolisis epidermal toksik

Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan biopsi histopatologik (PA)

Konsultasi :
Anestesi, interna, mata, THT.

Penatalaksanaan :

SSJ Berat
- Trias : Gangguan pada kulit + mata + selaput lendir di orifisium.
- Kesadaran menurun.
- Purpura
- Penanganan :
  • Infus Ringer laktat 32 tetes/menit , sambil menunggu hasil cito konsul anestesi.
  • Kortikosteroid : deksametason 4 x 10 mg/hr/iv (per 6 jam).
  • Antibiotika : gentamisin 2 x 80 mg/hr/iv (BB > 40 mg), 2 x 60 mg/hr/iv (BB < 40 kg).
  • Kontrol kadar ureum kreatinin hingga normal.
  • Setelah pemberian kortikosteroid 1 minggu lakukan pemeriksaan elektrolit Na, Cl dan K.
  • KCl 3 x 500 mg/hr (Aspar K bila terjadi penurunan K)
  • Neoanabolen : metandrostenolon 4 x 10 mg.
  • Bila terjadi purpura yang luas (>50%) beri vit. C  2 x 500 mg/hari/iv,
    Hemostatik adona 3 x 1 ampul / hari, 
    Lokal : beri sufratul untuk lesi erosi, gentian violet / borax glycerin untuk lesi di mulut.
  • Diet TPRG (Tinggi protein rendah garam) bila kesadaran membaik dan lesi mulut ada perbaikan. 
  • Setelah 2-3 hari keadaan membaik segera deksametason diturunkan 3 x 10 mg/hari/iv (per 8 jam), dan seterusnya.
  • Bila lesi baru tidak timbul dan lesi yang sudah lama membaik, ganti kortikosteroid iv dengan tablet yakni prednison dengan dosis sesuai equivalensinya.
  • Bila pengobatan tidak berhasil memperbaiki keadaan segera lakukan transfusi darah whole blood 300 cc/hr dalam 2 hari (cito hb terlebih dahulu).
  • Laboratorium : Cito GDS, ureum-kreatnin, elektrolit darah (setelah seminggu pengobatan), trombosit, APTT dan TT.
 SSJ Ringan
- Trias (+) tapi sedikit (< 50%) dan KU baik (sadar)
- Pengobatannya :
  • Prednison tab 1 x 2 tab/hr
  • Antibiotik eritromisin 3 x 500 mg/hr.
  • Bila ada kontraindikasi ganti dengan eritromisin stearat (Ery EES) 

Monday, August 5, 2013

Sekilas Pemfigus Vulgaris

Halfian Tags
Pemvigus vulgaris merupakan penyakit kulit berlepuh yang perlangsungannya kronis, sering berulang dan tidak diketahui penyebabnya serta membutuhkan perawatan segera.

Diagnosis 
Keadaan umum penderita : Jelek. Lesi mulai dari kulit, kepala berambut serta rongga mulut lalu meluas ke seleuruh tubuh, berupa vesikel dan bulla yang  mudah pecah, erosi serta pembentukan krusta yang bertahan lama dan meninggalkan bau busuk. Nikolsky sign (+).

Diagnosis Banding
a. Pemfigoid Bullosa
b. Dermatitis herpetiformis

Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan biopsi histopatologis
b. Imunofuoresensi langsung dimana didapatkan adanya antibodi interseluler tipe Ig G dan C3.

Konsultasi 
Bagian anestesi untuk mengatur keseimbangan cairan dan gangguan elektrolit.

Perawatan rumah sakit 
Rawat Inap

Terapi 
a. Kortikosteroid (prednison atau deksametason)
b. Dosis tergantung beratnya penyakit 60-150 mg/hari atau 3 mg/kgBB/hari untuk kasus yang berat
c. Kemudian dosis diturunkan secara logaritmik jika tidak timbul lesi baru dan perbaikan terlihat jelas.
d. Diet rendah garam dan tinggi protein
e. Antibiotik baik sistemik maupun topikal untuk mencegah infeksi sekunder. Antibiotik golongan tetrasiklin atau turunannya (minosiklin) sebagai adjuvan untuk mempercepat penyembuhan.
f. Kompres/mandi dengan larutan permanganas kalikus 1/10.000 untuk menghilangkan bau dan mengelupas krusta.
g. Kombinasi kortikosteroid dengan obat sitostatika (siklofosfamid, azatioprin, metotreksat) untuk mengurangi efek samping dari steroid dosis tinggi dan lama.

Penyulit 
Sepsis, kaheksia dan gangguan keseimbangan elektrolit

Lama perawatan 
Tergantung pada berat ringannya penyakit (dapat dirawat sampai berbulan-bulan).

Sunday, August 4, 2013

Sekilas Pemfigoid Bullosa

Halfian Tags
Pemfigoid Bullosa merupakan penyakit kulit berlepuh kronis dengan kondisi penderita yang jauh lebih baik dibanding jenis penyakit kulih berlepuh lainnya.

Diagnosis
Ditandai dengan vesikel dan bulla berdinding tegang, nikolsky sign (-) dan keadaan umum penderita baik. Ditemukan erosi dan krusta tapi tidak meninggalkan bau khas.

Diagnosis Banding
a. Pemvigus vulgaris
b. Dermatitis Herpetiformis

Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan biopsi histopatologis (PA)
b. Immunofluoresensi langsung

Terapi
a. Kortikosteroid : 60 - 90 mg/hari lalu turunkan bila telah nampak adanya perbaikan.
b. Kompres/mandi dengan larutan permanganas kalikus 1:10.000
c. Antibiotik sistemik dan topikal.
d. DDS 100 mg/hari, jika hasil pengobatan dengan kortikosteroid kurang memuaskan.

Lama Perawatan
Tergantung dari berat ringannya penyakit.

Saturday, August 3, 2013

Sekilas Kista Bartolini

Kista Bartolini merupakan suatu kondisi pada vulva vagina terutama pada labia minora dan labia mayora berupa dilatasi duktus kelenjar bartholini yang bermanifestasi klinis sebagai benjolan sewarna kulit, konsistensi lunak, menyeluruh dan difus pada bagian posterolateral vulva. Kista ini merupakan salah satu jenis diantara beberapa jenis kista vagina.
kista-bartolini
kista bartolini pada mukosa labium minora kanan

Patogenesis 
Terjadi akibat sumbatan kelenjar Bartolini.

Diagnosis 
 Ditemukan benjolan lunak unilateral di daerah labia mayora dan minora (vulva) berwarna serupa kulit. tidak memberikan keluhan rasa sakit atau tanada radang yang lain. Dialami mungkin sudah beberapa tahun. Riwayat fluor albus (-).

Diagnosis banding
Bartolinitis
Abses di vulva

Pemeriksaan penunjang
Darah rutin dan urin rutin termasuk LED untuk mencari kemungkinan adanya infeksi.

Terapi
Keluarkan nanah dari kantong kista dengan teknik marsupialisasi, cuci bersih lalu jahit anatara kapsul dan mukosa dari labia  minora, pasang drainase karet kemudian tutup dengan baik.
Antibiotik sistemik : Penisilin G Prokain dengan probenesid, golongan sefalosporin, spektinomisin, kanamisisn, tiamfenikol, golongan kuinolon dan antibiotika topikal (gentamisin 2% cream).
Luka direndam dengan larutan permanganas kalikus 1:10.000

Lama perawatan
Tergantung proses penyembuhan luka

Friday, August 2, 2013

Sekilas Bartolinitis

Bartolinitis yaitu kondisi dimana kelenjar Bartolini membengkak dan terasa nyeri sekali bila penderita berjalan dan penderita sukar duduk.

Patogenesis
Infeksi yang menyebabkan sumbatan pada kelenjar bartolini

Diagnosis
Labium mayor pada sisi yang terkena membengkak, merah dan nyeri tekan. Kelenjar bartolini membengkak dan terasa nyeri. Penyebab biasanya adalah Neisseria gonorrhoea, Chalmydia trachomatis, trichomonas vaginalis.

Diagnosis banding
a. Kista bartolini
b. Abses di vulva.

Pemeriksaan penunjang 
a. Pewarnaan gram
b. Kultur

Pengobatan
1. Neisseria gonorrhoea dan Chlamydia trachomatis (piluh salah satu terapi):
    - Penicilin Procain 4, 8 juta unit + probenesid 1 gram
    - Ampicilin 3,5 gram + probenesid 1 gram
    - Amoksisilin 3 gram + probenesid 1 gram
    - Doksisiklin 2 x 100 mg selama 7 hari
    - Tetrasiklin 4 x 500 mg selama 7 hari
    - Eritromisin 4 x 500 mg selama 7 hari

2. Trichomonas vaginalis (pilih salah satu terapi) :
    - Metronidazol : dosis tunggal 2 gram atau 3 x 200 mg per hari selama 7 hari
    - Nimurazol : dosis tunggal 2 gram
    - Tinidazol : dosis tunggal 2 gram.
    - Ornidazol : dosis tunggal 1,5 gram

Perawatan
Rawat jalan poliklinik.

Thursday, August 1, 2013

Sekilas Penyakit Kusta (Morbus Hansen)

Kusta atau morbus hansen merupakan infeksi menahun yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Leprae . Bakteri ini secara primer menyerang sistem saraf perifer manusia dan sekunder menyerang kulit serta organ lain kecuali sistem syaraf pusat.
lesi-kulit-penyakit-kusta
lesi kulit paha pada seorang penderita kusta. kredit : wikipedia

Diagnosis :
Diagnosis bisa ditegakkan bila dinemukan tanda kardinal (cukup salah satu saja) dari tanda berikut :
a. Makula hipopigmentasi ataupun eritematosa yang mati rasa atau kurang rasa.
b. Penebalan saraf perifer.
c. Pemeriksaan BTA (Basil Tahan Asam) positif.

Diagnosis banding :
a. Tinea versikolor (panu)
b. Pitiriasis alba
c. Vitiligo
4. Tinea korporis.
5. Hipopigmentasi post inflamasi.
6. Dermatitis Seboroik.
7. Pitiriasis Rosea.
8. Liken Planus.

Pemeriksaan penunjang diagnosis :
a. BTA : BI/MI
b. Uji Lepromin
c. Uji Serologis MLPA (mycobacterium leprae particle agglutination)
d. Pemeriksaan  Histopatologis (PA)
e. PCR

Bila ditemukan kelainan lain bisa konsultasi ke dokter spesialis mata, THT, bedah dan penyakit dalam.

Perawatan Rumah Sakit : sesuai indikasi

Terapi :
Pengobatan Kusta diberikan mengikuti standar regimen dari WHO
a. Tipe Pausibasiler :
     -  Rifampisin 600 mg/bulan, diminum di depan petugas rumah sakit / puskesmas.
     -  DDS (diamino difenil sulfat) 100 mg/hari.
     -  Diberikan secara teratur 6 dosis dalam 6-9 bulan.

b. Tipe Multibasiler :
    -  Rifampisin 600 mg/bulan, diminum di depan petugas rumah sakit/puskesmas.
    -  DDS 100 mg/hari.
    -  Lamprene 300 mg/bulan, diminum di depan petugas dan dilanjutkan dengan dosis 50 mg/hari.
    -  Diberikan teratur 12 dosis dalam 12-18 bulan.

Obat alternatif yang lain adalah regimen ROM (kombinasi dari Rifampisin 600 mg, Ofloksasin 400 mg dan Minosiklin 100 mg dalam satu tablet).

Dosis pemberian ROM sesuai tipe kusta :
a. Tipe Pausibasiler lesi tunggal : ROM satu kali dosis tunggal.
b. Tipe Pausibasiler  lesi 2-5 : ROM sekali dosis tunggal/bulan selama 6 bulan berturut-turut.
c. Tipe Multibasiler : ROM sekali dosis tunggal/bulan selama 24 bulan berturut-turut.

Selain obat-obat tersebut, pasien perlu juga diberikan vitamin yang bersifat neurotropik dan tablet penambah darah.

Setelah mengkonsumsi obat dengan teratur, pasien bisa dinyatakan bebas pengobatan (RFT) tetapi tetap kontrol teratur selama 2 tahun untuk tipe Pausibasiler dan  5 tahun untuk multibasiler.

Penyulit yang mungkin menyertai :
a. Ulkus plantaris sampai osteomielitis.
b. Mutilasi dan deformitas (kecacatan) yang menetap.
c. Reaksi Lepra.
d. Claw hand, drop foot.

Info tambahan baca juga : Morbus Hansen