Monday, September 30, 2013

Sindrom Guillain Barre (GBS)

Halfian Tags
Sindrom Guillain Barre adalah suatu penyakit autoimun pada susunan saraf yang terjadi secara akut dan menyeluruh, terutama mengenai akar saraf dan urat saraf tepi, kadang-kadang mengenai saraf otak. Sering didahului oleh infeksi saluran pernafasan bagian atas dan saluran pencernaan.

Pemeriksaan :
  • EMNG : Kecepatan hantar saraf menurun, amplitudo menurun.
  • Laboratorium : Cairan serebrospinal menunjukkan disosiasi sitoalbuminik sesudah 1 minggu dari onset.
Kriteria Diagnosis :
  1. Kelumpuhan motorik akut / subakut jenis lower motor neuron yang bersifat progresif pada kedua tungkai dan atau keempat anggota gerak.
  2. Gangguan sensorik eksteroseptif sangat minimal.
  3. Hiporefleksia / Arefleksia.
  4. Dapat disertai gangguan nervi kranialis terutama N.VII
  5. Dapat didahului oleh demam karena infeksi atau penyakit lainnya ( mis : diare, pasca operasi, dll)
  6. Protein likuor meningkat, sel normal (disosiasi sitoalbuminik)
  7. Gambaran EMNG : kecepatan hantar saraf menurun.
Diagnosis Banding :
Demyelinating neuropathy lainnya.

Penatalaksanaan :
  1. UMUM :
    • Rawat ICU bila keadaan memburuk misalnya adanya gangguan pernafasan atau kardiovaskular yang dapat mengancam jiwa pasien.
    • Rehabilitasi medik : fisioterapi aktif setelah penderita stabil.
  2. KHUSUS , dapat dipilih :
    • Kortikosteroid : Dexametason i.v dosis awal 8-10 mg selanjutnya 4-5 mg/6 jam selama masa progresif, diberikan 7 s/d 14 hari kemudian diturunkan berangsur-angsur.
    • Bila fasilitas memungkinkan :
      1. Gamma globulin i.v dosis 0,4 gr/kgBB selama 5 hari atau
      2. Fresh Frozen Plasma Exchange, dianjurkan untuk GBS akut dengan kelemahan sedang sampai berat yang onsetnya tidak lebih dari 2 minggu. Volume pemberian 200 ml - 250 ml/kgBB dengan jumlah pemberian 3-5 kali.
Komplikasi / Penyulit :
  • Karena Penyakit : Terjadi progresivitas (kelumpuhan otot-otot nafas) dan infeksi saluran kemih.
  • Karena tindakan perawatan yang kurang cermat : Dekubitus, kontraktur, deep vein trombosis (DVT).
Prognosis / Hasil Akhir :
Sembuh atau meninggal

Lama Perawatan :
Minimal satu minggu

Saturday, September 28, 2013

Stroke

Halfian Tags
Stroke merupakan gejala dan atau tanda gangguan fungsi otak fokal maupun global yang terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung progresif atau menetap hingga dapat berakhir pada kematian, tanpa adanya penyebab lain selain dari gangguan vaskuler serta tanpa didahului trauma atau penyakit infeksi sebelumnya.
stroke-hemoragik-dan-iskemik
ilustrasi stroke hemoragik dan iskemik

Pemeriksaan
  • Anamnesis
    Defisit neurologis yang terjadi secara tiba-tiba saat sedang beraktifitas maupun istirahat, disertai kesadaran baik/terganggu, nyeri kepala/tidak, muntah/tidak, ada riwayat hipertensi (faktor resiko stroke lainnya). Selain itu ditanyakan pula lamanya (onset), serangan pertama atau berulang.
  • Pemeriksaan Fisik (Neurologis dan Internis)
    Ada defisit neurologis, hipertensi/hipotensi/normotensi, aritmia jantung.
  • Pemeriksaan Laboratorium
    Hb, hematokrit, hitung eritrosit, leukosit, hitung jenis lekosit, laju endap darah, kimia darah (glukosa, kolesterol, trigliserida, LDL, HDL, asam urat, SGOT, SGPT, ureum, kreatinin) dan bila perlu : trombosit, waktu perdarahan, waktu bekuan, APTT, fibrinogen, Rumple leede, likuor serebrospinal, serta urin lengkap.
  • Pemeriksaan Radiologik
    CT scan kepala, bila perlu angiografi dan transcranial doppler, foto thoraks.
  • Pemeriksaan Penunjang Lain
    Skor strok Djoenaedi,skor Hasanudddin, EKG / ekokardiografi.

Kriteria Diagnosis

Diagnosis stroke ditegakkan atas dasar temuan klinis sesuai definisi tersebut di atas.
Diagnosis jenis (etiopatologis) stroke, lokasi dan perluasan lesi, serta DD lesi nonvaskular berdasarkan hasil CT Scan tanpa kontras :

a. Stroke Hemoragik ( Stroke perdarahan)
  1. Perdarahan intraserebral (ICD X No.161)
    - Ditemukan defisit neurologik fokal : deviasi konjugat, gangguan saraf kranial, hemiparesis/hemiplegia, refleks patologis, kejang fokal, atau gejala umum seperti perubahan kesadaran dan kejang umum.
    - Pada CT scan kepala ditemukan ada fokus hiperdens di dalam parenkim otak (merupakan diagnosa standar).
    - Total skor menurut skor stroke Djoenaedi ≥20 atau sistem skor cara lain (bila belum atau tidak dapat dilakukan CT Scan).
    - Perdarahan lobar dilakukan pemeriksaan angiografi untuk mencari AVM , aneurisma, dang nagioma (bila akan dilakukan tindakan operatif).
    - Menunjang diagnosis bila : ada hipertensi / riwayat hipertensi, laboratorium darah(kelainan faal hemostasis)
  2. Perdarahan subarakhnoidal (PSA)
    - Ditemukan tanda rangsang meningeal.
    - CT Scan kepala ditemukan gambaran hiperdens dalam ruang subarakhnoidal.
    - Bila ditemukan hal berikut dapat menunjang diagnosis yaitu : Perdarahan subhyaloid pada retina; kesadaran yang "up and down" dan kejang.
    - Total skor menurut skor Djoenaedi ≥20.
    - Arteriografi / angiografi serebral : AVM, aneurisma (bila direncanakan tindakan operatif.).
    - Laboratorium liquor serebrospinal berdarah (mikro/makroskopis), eritrosit ≥ 25.000 / mm3 (bila tidak dilakukan CT Scan kepala atau hasil CT Scan meragukan).

b. Stroke Iskemik
  1. Emboli serebral (ICD X No.1.63.4)
    - Ditemukan gejala/tanda defisit neurologis fokal.
    - CT Scan kepala menunjukkan adanya lesi hipodens dalam parenkim otak.
    - Bila ditemukan hal berikut dapat menunjang diagnosis : aritmia jantung/penyakit jantung/riwayat penyakit jantung; waktu kejadian saat beraktivitas; riwayat hipertensi/diabetes; ada faktor resiko stroke lainnya.
    - EKG /Ekhokardiografi menunjukkan adanya kelainan irama/katup atau kelainan jantung lainnya.
    - Laboratorium darah, bila ditemukan peningkatan enzim-enzim jantung dan faktor reuma.
    - Total skor menurut Djoenaedi ≤ 20 atau menurut sistem skor lainnya.
  2. Trombosis Serebral (ICD X No. 1.63.3)
    - Ditemukan gejala/tanda defisit neurologik fokal
    - CT Scan kepala ditemukan gambaran hipodens dalam parenkim otak.
    - Bila ditemukan hal berikut dapat menunjang diagnosis : Waktu kejadian saat istirahat (terutama saat bangun tidur pagi hari); gejala prodormal (TIA) dan / riwayat TIA; ditemukan / riwayat hipertensi/diabetes; faktor resiko stroke lainnya.
    - Total skor menurut "Djunaedi stroke score" adalah < 20 atau menurut sistem skor lainnya.

Diagnosis Banding
  • Tumor intrakranial
  • Kelainan metabolik
  • Serebritis / abses serebri
  • Trauma serebral (bila terjadi secara bersamaan)
  • Meningitis / ensefalitis / ensefalopati (bila terjadi bersamaan).

Penatalaksanaan / Terapi 

Penatalaksanaan Umum
  1. Posisi kepala 20 - 30 derajat bila kesadaran menurun, posisi lateral dekubitus kiri bila disertai muntah. Posisi baring dirubah setiap 2 jam yaitu terlentang, miring kiri, miring kanan silih berganti.
  2. Bebaskan jalan nafas dan ventilasi diusahakan adekuat. Bila ada indikasi berikan oksigen 1-2 liter per menit sampai hasil analisis gas darah menunjukkan PaO2 > 90 mmHg dan PaCO2 28-34 mmHg.
  3. Kandung kemih dikosongkan dengan kateterisasi intermiten steril (bila ada gangguan buang air kecil) atau pemasangan kateter kondom pada laki-laki atau kateter tetap yang steril maksimal 5-7 hari diganti, disertai latihan buli-buli.
  4. Tekanan darah yang tinggi jangan segera diturunkan dengan cepat kecuali pada kondisi khusus dan kelainan jantung (aritmia, infark miokard akut, dan gagal jantung akut).
  5. Hiperglikemia atau hipoglikemia harus dikoreksi.
  6. Nutiris peroral hanya boleh diberikan setelah hasil tes fungsi menelan baik, bila tidak baik atau pasien tidak sadar, dianjurkan melalui pipa nasogastrik.
  7. Suhu badan yang tinggi harus segera dikoreksi.
  8. Keseimbangan cairan dan elektrolit : hindari cairan intravena yang mengandung glukosa; koreksi gangguan elektrolit.
  9. Klisma / pencahar diberikan bila obstipasi / retensio alvi, menurut kondisi pasien.
  10. Rehabilitasi dini dan mobilisasi bila tidak ada kontraindikasi.

Penatalaksanaan Komplikasi
  1. Kejang harus diatasi segera dengan diazepam / phenitoin iv sesuai protokol yang ada. Profilaksis kejang tidak direkomendasikan secara rutin.
  2. Ulkus stres : diatasi dengan antagonis reseptor H2.
  3. Pneumonia : tindakan rehabilitasi khusus dengan fisioterapi dada dan antibiotika berspektrum luas.
  4. Tekanan intrakranial yang meninggi diturunkan dengan salah satu atau gabungan berikut ini :
    - Manitol bolus 1 g/kg BB dalam 20-30 menit kemudian dilanjutkan dengan dosis 0,25 - 0,5 g/kgBB setiap 6 jam selama maksimal 48 jam, lalu diturunkan perlahan-lahan (tappering off). Osmolalitas 300 - 320 mOsm/L.
    - Gliserol 50 % oral 025 - 1 g/kgBB setiap 4-6 jam atau Gliserol 10% dalam 0,9% NaCl, perinfus dengan dosis 10 ml/kgBB dalam 3-4 jam.
    - Intubasi dan hiperventilasi mekanis sampai PaCO2 = 25 - 30 mmHg.
    - Steroid tidak digunakan secara rutin
    - Bila diperlukan (hipoalbuminemia) dapat digunakan albumin 20 -50% (human albumin).

Penatalaksanaan Kondisi Khusus
  1. Hipertensi
    Penurunan tekanan darah pada stroke fase akut hanya bila terdapat salah satu di bawah ini :
    - Penurunan tekanan darah maksimal 20% kecuali pada kondisi ke 4, diturunkan sampai batas hipertensi ringan / sebelum stroke.
    - Obat yang dirokemendasikan : golongan alfa blocker (labetolol), ACE inhibitor dan antagonis kalsium.
    - Bila diastolik lebih dari 140 mmHg pada dua kali pengukuran selang 5 menit, dapat diturunkan dengan nitrogliserin drips dengan pemantauan tekanan darah secara kontinyu.
  2. Hipotensi
    Harus dikoreksi sampai normal/ hipertensi ringan dengan dopamin drips dan diobati penyebabnya (gangguan fungsi jantung / emboli paru / hipovolemia ) dan kerjasama bagian penyakit dalam.
  3. Hiperglikemia
    Harus diturunkan hingga GDS : 100 - 150 mg% dengan insulin iv scara sliding scale setiap 6 jam (5 unit RI / kenaikan 50 mg%) selama 2-3 hari pertama. Selanjutnya diobati bersama sub bagian endokrin.
  4. Hipoglikemia
    Harus diatasi segera dengan dekstrose 40% iv sampai normal dan penyebabnya diobati.
  5. Hiponatremia
    Dikoreksi dengan larutan natrium misalnya NaCl 20%.

Penatalaksanaan Spesifik
  1. Perdarahan intraserebral

    Konservatif :
    - Memperbaiki faal hemostasis : asam traneksamat 1 gram per 6 jam interval ( bila ada gangguan faal hemostasis).
    - Mencegah/mengatasi vasospasme otak akibat perdarahan : Nimodipine 30 mg.

    O
    peratif:
    - Dilakukan pada kasus yang indikatif / memungkinkan.
  2. Perdarahan Subarakhnoidal
    - Nimodipine
    - Sama dengan pada perdarahan intraserebral
    - Operatif : kliping aneurisme sakular (Berry) yang pecah bila sarana tersedia.
  3. Iskemik Serebral
    Pada fase akut (12 jam pertama) dapat diberikan :
    - Pentoksifilin infus dalam cairan Ringer Laktat dosis 8 mg/kgBB/hari.
    - Aspirin 80 mg per hari secara oral 48 jam pertama setelah onset.
    - Dapat dipakai neuroprotektor : piracetam, citicholine, nimodipine.

    Pasca fase akut :
    - Pentoksifilin tablet 2 x 400 mg
    - ASA dosis rendah 80 - 325 mg/hari
    - Neuroprotektor

    Pencegahan sekunder :
    - ASA dosis rendah 80 - 325 mg/hari.
    - Ticlopidin 2 x 250 mg.
    - Kombinasi ASA dan Tiklopidine.
    - Pengobatan faktor resiko stroke yang ada.

Komplikasi / Penyulit
  1.  Bila perawatan dan fisioterapi tidak adekuat :
    - Pneumonia baringan
    - Kontraktur
    - Dekubitus
  2. Karena penyakit sendiri :
    - Stroke baru / susulan pada saat perawatan
    - Infark hemoragik (transformasi dari infark otak)

Prognosis 
  • Stroke perdarahan : Meninggal, sembuh dengan cacat, sembuh.
  • Stroke Iskemik : Sembuh, sembuh dengan cacat atau meninggal.

Lama Perawatan 
  • Stroke perdarahan rata-rata 3-4 minggu (tergantung keadaan umum penderita)
  • Stroke iskemik : 2 minggu bila tidak ada penyulit/penyakit lain.

Friday, September 20, 2013

Erupsi Obat

Merupakan reaksi alergik berat pada kulit atau daerah mukokutan yang terjadi sebagai akbat pemberian obat yang biasanya sistemik.

Patogenesis :
  • Reaksi hipersensitivitas tipe I : reaksi anafilaktik
  • Reaksi hipersensitivitas tipe II : reaksi sitotoksik
  • Reaksi hipersensitivitas tipe III : reaksi kompleks imun
  • Reaksi hipersensitivitas tipe IV : reaksi tipe lambat
Diagnosis :
  • Anamnesis : adanya obat yang dikonsumsi , kelainan timbul secara akut disertai gatal dan demam.
  • Kelainan kulit generalisata den bentuk bervariasi : urtikaria, eritema, purpura, eritema nodosum, eritroderma.
Diagnosis Banding :
  • Erupsi exantema : viral exantem, sifilis sekunder, pitiriasis rosea atipikal, dermatitis kontak, alergi meluas.
Pemeriksaan Penunjang :
  • Eosinofil > 1000/ml
  • Limfositosis dengan limfosit atipikal
  • Patologi Anatomi.
Perawatan RS :
  • Rawat jalan bila ringan
  • Rawat inap bila berat
Penatalaksanaan :
  1. Sistemik :
    • Cari dan hindari obat penyebab
    • Prednison 3 x 100 mg
    • Antihistamin
  2. Topikal :
    • Bila kering diberi bedak
    • Bila basah dikompres
Lama Perawatan :
Tergantung kondisi penyakit

Masa Pemulihan :
7-14 hari

Prognosis :
Baik, bisa sembuh total

Saturday, September 14, 2013

Nekrolisis Epidermal Toksik (NET)

Halfian Tags
Nekrolisis epidermal toksik sering juga disebut sindrom Lyell merupakan penyakit berat dengan gejala kulit yang khas yaitu epidermolisis yang menyeluruh dan dapat disertai kelainan pada selaput lendir di orifisum dan mata. Lapisan kulit terluar (epidermis) terlepas dari lapisan kulit dibawahnya (dermis) di seluruh permukaan tubuh.

Patogenesis :
  • Reaksi hipersensitivitas tipe II : sitotoksik
    nekrolisis-epidermal-toksik
    Pasien dengan NET. Sumber : wikipedia
  • 80 % disebabkan oleh obat seperti antibiotik sulfonamid, allopurinol, NSAID, anti metabolit, anti retroviral, kortikosteroid, anti konvulsan (fenobarbital, asam valproat,  fenitoin, karbamazepin).
  • Dapat pula disebabkan oleh Mycoplasma pneumoniae, virus herpes, transplantasi tulang dan sumsum.
Diagnosis :
  • Kelainan kulit : vesikel, bula, erosi, nikolsky sign (+).
  • Kelainan selaput lendir : krusta erosif, perdarahan. 
  • Kelainan pada genital dan mata.
Diagnosis Banding :
Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan biopsi histopatologis.

Konsultasi :
  • Anestesi
  • Interna
  • Mata
  • THT

Perawatan RS :
Rawat inap.

Penatalaksanaan :
  1. NET Berat
    • Infus Ringer laktat 32 tetes/menit , sambil menunggu hasil cito konsul anestesi.
    • Kortikosteroid : deksametason 4 x 10 mg/hr/iv (per 6 jam). 
    • Antibiotika : gentamisin 2 x 80 mg/hr/iv (BB > 40 mg), 2 x 60 mg/hr/iv (BB < 40 kg). 
    • Kontrol kadar ureum kreatinin hingga normal. 
    • Setelah pemberian kortikosteroid 1 minggu lakukan pemeriksaan elektrolit Na, Cl dan K. KCl 3 x 500 mg/hr (Aspar K bila terjadi penurunan K) Neoanabolen : metandrostenolon 4 x 10 mg. 
    • Bila terjadi purpura yang luas (>50%) beri vit. C 2 x 500 mg/hari/iv,
      Hemostatik adona 3 x 1 ampul / hari,
      Lokal : beri sufratul untuk lesi erosi, gentian violet / borax glycerin untuk lesi di mulut.
    • Diet TPRG (Tinggi protein rendah garam) bila kesadaran membaik dan lesi mulut ada perbaikan. 
    • Setelah 2-3 hari keadaan membaik segera deksametason diturunkan 3 x 10 mg/hari/iv (per 8 jam), dan seterusnya. 
    • Bila lesi baru tidak timbul dan lesi yang sudah lama membaik, ganti kortikosteroid iv dengan tablet yakni prednison dengan dosis sesuai equivalensinya. 
    • Bila pengobatan tidak berhasil memperbaiki keadaan segera lakukan transfusi darah whole blood 300 cc/hr dalam 2 hari (cito hb terlebih dahulu). 
    • Laboratorium : Cito GDS, ureum-kreatnin, elektrolit darah (setelah seminggu pengobatan), trombosit, APTT dan TT.

  2. NET Ringan
    • Prdnison tab 1x2 tab/hari
    • Antibiotik : eritromicin 3 x 500 mg/hari. Bila ada kontraindikasi digantikan dengan Eritromisin stearat.
    eny
Penyulit :
  • Bronkopneumonia
  • Gangguan keseimbangan cairan / syok
  • Kebutaan pada mata
Inform Konsen :
Tertulis untuk biopsi

Lama Perawatan :
Tergantung kondisi penyakit.

Masa Pemulihan :
7-14 hari

Prognosis :
Tingkat mortalitas 30 -40 %. Hilangnya epidermis menyebabkan pasien rawan terkena infeksi jamur dan bakteri sekunder yang mengakibatkan sepsis.Bisa sembuh total bila tidak ada penyulit.

Tuesday, September 10, 2013

Sekilas Sifilis

Sifilis merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh kuman Treponema pallidum, bersifat kronik dan seringkali residif. Pada perjalanannya dapat menyerang semua alat tubuh dan dapat ditularkan dari ibu ke janinnya.
chancre-lesi-primer-sifilis
chancre di jari tangan. sumber : wikipedia

Diagnosis :
  1. Stadium I.
    - Ulkus Durum / afek primer (2-4 minggu)
    - Bubo Indolen
  2. Stadium II
    - Gejala di kulit : Roseola sifilitika, Kondiloma lata, Psoriasis sifilitika, Sifilis variseliformis
    - Gejala di mukosa (mucous patch), rambut (alopesia difusa / areolaris), kuku.
    - Gejala di organ lain : Kelenjar getah bening, hepar, tulang, saraf, mata.
  3. Stadium III
    - Guma
  4. Stadium IV
    - Sifilis Kardiovaskuler : aneurisma aorta, heart block.
    - Neurosifilis : neurosifilis asimtomatik, sifilis meningovaskuler, sifilis parenkim (tabes dorsalis, demensia paralitika).

Patogenesis :
  1. Kontak (1/3 terinfeksi)  : 10 - 90 hari
  2. Primer (chancre) : 3 - 12 minggu
  3. Sekunder (lesi mukokutan organ) : 4 - 12 minggu
  4. Laten dini : relaps 25% (1 tahun kontak)
  5. Laten lanjut : (> 1 tahun)
  6. Remisi (2/3) : tersier (1/3)
Diagnosis Banding :
  • Stadium I : Herpes simpleks, ulkus piogenik, ulkus molle, LGV, penyakit bechet.
  • Stadium II: Erupsi akibat obat, morbili, psoriasis, kondiloma akuminata, alopesia areata.
  • Stadium III : sporotrikosis, aktinomikosis.
Pemeriksaan Penunjang :
  • Pemeriksaan lapang gelap treponema pallidum
  • Tes serologik sifilis : VDRL, TPHA
  • Pemeriksaan lain : radiologi, imunologi, histopatologi
Konsultasi :
  • Spesialis : mata, interna, saraf, bedah ortopedi, radiologi.
Perawatan Rumah Sakit :
  • Sesuai indikasi
Terapi :
  1. Obat Pilihan :
    • Penicilin G Prokain dalam akua dosis 4,8 juta unit secara IM.
  2. Obat Alternatif :
    • Tetrasiklin 4 x 500 mg/hari selama 14 hari.
    • Eritromisin 4 x 500 mg/hari selama 14 hari.
    • Doksisiklin 2 x 100 mg/hari selama 14 hari.

Sunday, September 8, 2013

Sekilas Acne Vulgaris (jerawat)

Halfian Tags
Acne vulgaris merupakan peradangan menahun folikel polisebasea yang ditandai dengan adanya komedo, papul, pustul, nodus dan kista pada predileksinya yaitu wajah, bahu, punggung dan ekstremitas bagian atas.
kulit-dengan-acne
kulit dengan acne

Etiologi dan Patogenesis :
Faktor yang berhubungan dengan patogenesis penyakit antara lain :
  • Perubahan pola keratinisasi dalam folikel.
  • Produksi sebum yang meningkat.
  • Terbentuknya fraksi asam lemak bebas yang menyebabkan terjadinya inflamasi.
  • Peningkatan jumlah flora folikel (Propionibacterium acnes, Pityrosporum ovale dan Staphylococcus epidermidis).
Klasifikasi :
Menurut Pillsburry, gradasi acne terbagi atas :
  1. Komedo di wajah
  2. Komedo, papul , pustul dan peradangan lebih dalam di wajah
  3. Komedo, papul, pustul dan peradangan lebih dalam di wajah, punggung, dada
  4. Acne konglobata

Diagnosis :
Diagnosis ditegakkan berdasarkan atas dasar klinis dan pemeriksaan ekskohleasi sebum yaitu pengeluaran sumbatan sebum dengan komedo ekstraktor (sendok unna).


Diagnosis Banding :
  1. Erupsi akneiformis yang disebabkan induksi obat tertentu misalnya kortikosteroid, INH, barbiturat, bromida, yodida, difenil hidantioin dan ACTH.
  2. Akne venenata dan akne akibat rangsangan fisis.
  3. Akne Rosasea
  4. Dermatitis perioral.

Penatalaksanaan :
  • Pencegahan
    1. Menghindari terjadinya peningkatan jumlah lipid sebum dan perubahan isi sebum misalnya dengan diet rendah lemak dan karbohidrat dan melakukan perawatan kulit untuk membersihkan permukaan kulit.
    2. Menghindari terjadinya faktor pemicu terjadinya acne misalnya stres, kosmetik, alkohol dan rokok.
  • Pengobatan
    1. Pengobatan Topikal
      - Bahan iritan yang dapat mengelupas kulit (peeling), misalnay sulfur (4% - 8%), resorsinol (1% - 5%), asam salisilat (2% - 5%), benzoil peroksida (2,5% - 10%), asam vitamin A (retinoid acid 0,025% - 0,1%), asam azeleat (15% - 20%) dan asam alfa hidroksil [AHA] (asam glikolat 3% - 8%)
      - Antibiotika topikal misalnya Oksitetrasiklin (1%), eritromisin (1%), klindamisin fosfat (1%).
      - Antiperadangan topikal : Hidrokortison 1-2,5%, suntikan intralesi triamsinolon asetonid 10 mg/cc untuk lesi nodulokistik.

    2. Pengobatan Sistemik
      - Antibakteri sistemik : tetrasiklin (250 mg - 1,0 mg/hari), eritromisin (4 X 250 mg/hr), doksisiklin (50 mg/hari)
      - Obat hormonal untuk menekan produksi androgen dan secara kompetitif menduduki reseptor organ target dikelenjar sebasea misalnay estrogen (50 mg/hari selama 21 hari dalam sebulan) atau anti androgen siproteron asetat (2 mg/hari).
      - Vitamin A sebagai anti keratinisasi (50.000 iu - 150.000 iu/hari). Isotetrinoin (0,5 - 1 mg/kgBB/hari) untukmenghambat produksi sebum pada akne nodulokistik dan konglobata.

Thursday, September 5, 2013

Sekilas Eritema Multiforme

Halfian Tags
Eritema Multiforme merupakan erupsi mendadak dan rekuren pada kulit dan kadang-kadang pada selaput lendir dengan gambaran karakteristik papul eritema bentuk iris dan lesi vesikobulosa simetris.

Patogenesis :
Reaksi kulit terhadap bermacam-macam stimuli antigenik, yaitu :
  • Obat-0batan : Sulfonamid, fenitoin, barbiturat, fenilbutazon, penisilin, allopurinol.
  • Infeksi : Herpes simpleks, mycoplasma
  • Idiopatik (> 50%)

Diagnosis :
Gambaran klinis yang khas yakni lesi target-like (iris) dan predileksinya yang simetris.
eritema-multiforme
eritema multiforme. sumber : wikipedia

Diagnosis Banding :
  • Erupsi exantem akut : erupsi obat, psoriasis, sifilis sekunder.
  • Lesi mukosa : penyakit bulosa, fixed drug eruption, lupus eritematous akut.

Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan PA (Biopsi histopatologi) untuk diagnosis pasti.

Konsultasi :
Tidak ada.

Perawatan RS :
Rawat jalan.

Penatalaksanaan :
  • Kasus ringan : Pengobatan simptomatik.
  • Kasus berat : Prednisolon 3 x 10 mg , tappering cepat.

Penyulit :

Tidak ada.

Inform Consent :
Tertulis untuk tindakan biopsi.

Standar Tenaga :
Dokter Spesialis

Lama Perawatan :
Tergantung kondisi penyakit.

Masa Pemulihan :
2-3 minggu

Prognosis :
Sembuh total.

Wednesday, September 4, 2013

Sekilas Herpes Genital

Herpes Genital merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus Herpes simpleks tipe II yang ditandai oleh adanya vesikel yang berkelompok di atas kulit yang sembab dan eritematous, terutama di daerah genital (alat kelamin).

Diagnosis :
herpes-genitalis
lesi herpes genital pada alat kelamin
pria. sumber wikipedia
  1. Primer :
    • Vesikel berkelompok dengan dasar eritematous, rasa nyeri (+), disuri (+).
    • Ulkus dangkal multipel/erosi, bubo inguinal (+).
  2. Rekuren :
    • Gejala lebih ringan, bersifat lokal, unilateral, berupa vesikulo-ulseratif.
    • Riwayat pernah berulang sebelumnya.
    • Bubo inguinal (-).
Patogenesis :
Infeksi HSV terdiri atas 3 fase :
  1. Infeksi akut : virus bereplikasi pada daerah permukaan mukokutan.
  2. Fase laten.
  3. Reaktivasi : reaktivasi dan replikasi virus.
Diagnosis Banding :
  1. Ulkus Durum
    herpes-genitalis-female
    lesi herpes genital pada kelamin wanita
  2. Ulkus Mole
  3. Ulkus Mikstum

Pemeriksaan Penunjang :
  • Tes Tzank dijumpai multinucleated giant cell
  • Pemeriksaan antibodi spesifik (IgG ant HSV-2 & IgM anti HSV-2)

Perawatan Rumah Sakit :
  • Sesuai Indikasi

Terapi :
  • Simtomatik : analgetik, kompres, juga dapat diberi asiklovr krim.
  • Antivirus :
    1. Asiklovir 5 x 200 mg/hari, selama 7 hari.
    2. Valasiklovir 2 x 500 mg/hari, selama 7 hari.
    3. Famsiklovir 3 x 250 mg/hari, selama 7 hari.

Tuesday, September 3, 2013

Sekilas Hemangioma Infantil

Hemangioma infantil merupakan tumor jinak vaskuler yang ditemukan pada bulan-bulan pertama kehidupan dengan gejala khas adanya fase proliferasi dan fase involusi.

Diagnosis :
Ditegakkan berdasarkan gambaran khusus yang didukung dengan pemeriksaan histopatologis.

Penyulit :
  • Ulserasi
  • Infeksi
  • Keganasan
  • Gagal jantung
  • Gangguan penglihatan
  • Sumbatan jalan nafas 
Diagnosis Banding :
  • Malfungsi kapiler
  • Malfungsi vaskuler campuran
  • Malfungsi vena
Pengobatan :
  • Kortikosteroid sistemik 2-4 mg/kgBB/hr
  • Kortikosteroid intralesi
  • Kortikosteroid topikal
  • Radiasi
  • Injeksi sklerosan
  • Bedah beku
  • Laser
  • Eksisi
  • Embolisasi
  • Kompresi


Sunday, September 1, 2013

Sekilas Kandidiasis

Kandidiasis merupakan penyakit infeksi jamur intermediate yang disebabkan oleh spesies Candida Sp, biasanya menyerang kulit, mukosa, kuku dan kadang-kadang mengenai alat dalam.

Kriteria Diagnosis :
  • Terdapat lesi kulit, warna merah daging, basah, kadang-kadang ditutupi selaput berwarna putih (jaringan maserasi) dengan dikelilingi papula, pustula (lesi satelit).
  • Predileksi : pada daerah lipatan seperti : lipat ketiak, lipat paha, bawah payudara, sela jari kaki dan tangan, kuku dan lipatan kulit pada orang gemuk.
  • Pada daerah mukosa mulut dan vagina tampak maserasi, kalau dilepaskan akan meninggalkan erosi atau ulkus ringan putih keabu-abuan tertutup suatu membran.

Klasifikasi Kandidiasis secara umum dan menurut lokasi :
  • Kandidiasis kongenital : kandidiasis yang timbul sejak lahir atau segera seetelah lahir. Lesi meliputi kepala, badan dan ekstremitas dan dapat sembuh spontan.
  • Kandidiasis neonatal : kandidiasis yang terjadi 1 minggu setelah lahir, biasanya pada mulut, perianal dan sembuh spontan dalam 4-7 hari.
  • Kandidiasis pada anak (infant candidiasis) : biasanya pada anak gemuk.
  • Kandidiasis kutan : biasanya pada orang gemuk.
  • Kandidiasis oral : ada lapisan putih atau ulkus dangkal dan disekelilingnya lapisan putih.
  • Kandidiasis vaginal : sering terjadi pada daerah vulva dan vagina.
  • Kandidiasis interdigital : pada sela jari kaki atau tangan.
Pemeriksaan :
kandidiasis-oral
kandidiasis oral. sumber : wikipedia
  • Anamnesis : penderita mengeluh rasa gatal hebat disertai pedih dan kadang-kadang seperti terbakar.
  • Klinis : terdapat lesi eritema berwarna merah daging, basah, terdapat pula lesi berupa papula, pustula pada daerah sekitar lesi (lesi satelit).
  • Laboratorium :
    - Pemeriksaan mikroskopik dengan KOH 10-20 % : ditemukan pseudohifa atau gambaran sel ragi.
    - Biakan agar sabaroud.
Diagnosis Banding :
  • Dermatitis kontak alergi
  • Dermatitis kontak iritan
  • Dermatofitosis
  • Miliaria.
  • Psoriasis.
Predisposisi :
  • Pekerjaan : tukang cuci, pembuat roti, dll
  • Obat-obatan : pemberian steroid dan antibiotik jangka panjang.
  • Lain-lain : kegemukan, kehamilan, penyakit diabetes militus, kelembaban.
Penatalaksanaan :
  1. Umum :- Hindari obesitas
    - Hindari bekerja pada tempat yang lembab/basah.
    - Pemakaian antibiotik harus hati-hati.

  2. Khusus :
    a.Sistemik :
    - Amfoterisin B 0,5 - 1 mg / kgBB
    - Nistatin tab 3 x 100.000 U selama 1-4 minggu.
    - Derivat azole : ketokonazole, itrakonazole, flukonazole.

    b.Topikal :
    - Larutan gentian violet 1-2 %.
    - Nistatin 100.000 U/ml terutama pada kandidiasis mukokutan.
    - Mikonazole 1-2 %.
    - Ekonazole 1-2 %.