Thursday, January 15, 2015

Penyebab keracunan sianida

Halfian Tags

Keracunan sianida bisa diakibatkan oleh berbagai etiologi. Penyebab keracunan paling sering adalah akibat menghirup asap yang mengandung sianida, bunuh diri/dibunuh dan terpapar pada lingkungan industri yang menggunakan sianida. Kemungkinan sebab lain adalah penggunaan antihipertensi yang mengandung sodium nitroprusside dalam jangka waktu lama. Pada jaman perang,  sianida juga pernah digunakan sebagai senjata kimia sebelum akhirnya dilarang.

grafik-keracunan-sianida

Menghirup asap
 
Menghirup asap yang berasal dari pembakaran di rumah maupun dari industri adalah penyebab keracunan sianida paling sering ditemukan di Amerika. Mereka yang keracunan lewat asap ini, biasanya menunjukkan perubahan status mental, hipotensi dan kadar sianida dalam darah yang tinggi (konsentrasi sianida darah >40 mmol/L  atau kurang lebih 1 mg/L). 
Banyak produk yang mengandung nitrogen dan karbon, dalam pengolahannya akan menghasilkan hidrogen sianida (HCN) ketika dibakar. Beberapa senyawa alami, seperti wol dan sutra, juga akan menghasilkan HCN ketika terbakar. Produk plastik rumah tangga, seperti melamin dalam alat makan, acrylonitrile dalam cangkir plastik, polyurethane dalam busa furniture dan banyak senyawa sintetik lainnya dalam berbagai produk, dapat menghasilkan konsentrasi siandia yang mematikan ketika terbakar di bawah kondisi oksigen dan temperatur yang tepat.

Keracunan yang disengaja
 
Menelan sianida jarang ditemukan, namun sangat efektif untuk tujuan bunuh diri atau membunuh orang lain. Seperti kasus Mirna, jika benar sianida penyebab kematiannya, maka sianida menjadi alat pembunuh yang sangat cepat bereaksi dalam hitungan menit sejak dikonsumsi.
Keracunan disengaja dalam bentuk sianida yang tertelan, biasanya menggunakan garam sianida yang diperoleh dari tenaga kesehatan atau laboratorium atau dari sumber-sumber ilegal.
Apa itu sianida
Sumber racun sianida
Gejala keracunan sianida
Terapi keracunan sianida

Terpapar Industri
 
Banyak sekali indsutri –industri yang menggunakan sianida dalam prosesnya. Industri seperti pengolahan logam, pertambangan, pembuat perhiasan, industri cat, fotografi, dan agrikultur adalah contoh-contoh industri yang intensif menggunakan sianida,. Beberapa proses dalam industri  yang spesifik menggunakan sianida adalah pembersihan metal,fumigasi, elektroplating dan photo processing. Dalam pembuatan plastik, sianida digunakan sebagai bahan reaktif intermediate dalam sintesis kimia dan sebagai pelarut (dalam bentuk nitril).
Keterpajanan terhadap garam dan sianogen secara langsung jarang menjadi sebab keracunan, namun seringkali risiiko yang signifikan karena terpapar dengan asam mineral yang menghasilkan gas HCN sebagai produk sampingannya. Pada kasus keracunan massal di dunia industri, terjadi karena sianogen klorida mencemari air (misal pada pemadaman api). Penampung yang mengandung sianogen klorida dapat rusak atau meledak akibat panas tinggi dan mencemari air sekitar.
Terpapar via Iatrogenik (dalam perawatan medis)
 
Obat vasodilator, sodium nitroprusside, ketika digunakan dalam dosis tinggi atau periode lama, dapat menghasilkan konsentrasi sianida dalam darah yang toksik. Pasien dengan cadangan thiosulfat rendah (seperti pada keadaan malnutrisi atau post operasi), berisiko tinggi untuk mendapat gejala keracunan meski menggunakan obat sodium nutroprusside dalam dosis terapi yang normal. Pasien yang mengamuk dan kebingungan akibat keracunan siandia dari obat ini, seringkali disalah artikan sedang terkena sindrom ICU (sundwoning syndrome). Pemeriksaan lab yang teliti dan kemudian diterapi dengan hidroksikobalamin dan sodium thiosulfat, dapat mengtasi keadaan ini.

Menelan suplemen atau tanaman yang mengandung sianida
 
Menelan suplemen yang mengandung sianida jarang terjadi. Suplemen Amygdalin (sintetik : laetril), biasa dipasarkan sebagai vitamin B-17,mengandung sianida. Amygdalin ini acap digemborkan mengandung khasiat anti kanker melalui efek sianida terhadap sel kanker. Namun, pada sebuah penelitian klinis terhadap manusia di tahun 80-an,  obat ini terbukti tidak menunjukkan  efek anti kanker sama sekali.
Amygdalin banyak dijumpai dalam berbagai jenis buah-buahan seperti aprikot dan pepaya serta berbagai kacang-kacangan mentah . Amygdalin akan mengalami hidroksilasi dan menghasilkan hidrogen sianida. Konsumsi bahan makanan yang mengandung amygdalin dalam jumlah banyak, akan menyebabkan keracunan akibat efek sianida.
Tanaman yang mengandung sianida biasanya akan berbau seperti buah almond pahit, namun hanya 40% orang yang secara genetik mampu membauinya.