Wednesday, March 2, 2022

KONDILOMA AKUMINATA (Kutil Kelamin) pada VULVA

Halfian Tags

Kondiloma akuminata atau sering disingkat kondilomata merupakan penyakit kutil kelamin berupa lesi papiler atau verukosa yang disebabkan oleh infeksi virus, yakni Virus HPV jenis papovavirus yang mengandung DNA. Kutil ini merupakan suatu penyakit yang ditularkan secara seksual, menyebabkan pertumbuhan jaringan berwarna merah muda atau serupa kulit di sekitar daerah labia, pembukaan vagina atau di dalam vagina serta di sekitar anus. Meskipun kutil kelamin dapat menyerang kedua jenis kelamin, namun wanita lebih banyak menderita dibanding pria.condiloma-acuminata-vulva
Penyebaran virus ke vulva dapat berasal dari diri sendiri, bila terdapat lesi di bagian lain tubuh, atau melalui hubungan seksual. Vaginal discharge tidak menyebabkan kondilomata akuminata seperti yang pernah diduga sebelumnya (oleh karena itu dulu dikenal dengan istilah Gonococcal Warts), tetapi menyediakan lingkungan di mana virus dapat tumbuh subur, demikian pula pada kehamilan.

Lingkungan yang hangat dan lembab dengan sedikit paparan udara menerangkan mengapa kondilomata vulva mempunyai bentuk yang berbeda dengan yang terdapat di tangan.

PENYEBAB

Kondiloma akuminata disebabkan oleh human papillomavirus (HPV). Ada kurang lebih 100 tipe HPV, yang dapat menyebabkan bebagai jenis penyakit yang berbeda. HPV tipe 6 dan 11, merupakan tipe utama penyebab kondilomata, sementara tipe 16 dan 18 penyebab utama dari kanker serviks.
HPV ditularkan melalui kontak kulit ke kulit secara langsung termasuk sebagai akibat berhubungan seks, oral seks, anal seks dan kegiatan lain yang melibatkan organ genitalia (seperti masturbasi menggunakan tangan). Sangat tidak mungkin tertular HPV hanya karena menyentuh toilet di kamar mandi.

Sebagian besar orang yang terinfeksi HPV, seringkali tidak menderita kutil yang dapat dilihat dengan mata telanjang, namun ia masih dapat menularkan virus kepada orang lain tanpa disadarinya. Sehingga, setiap orang dewasa yang telah aktif secara seksual harus dianggap berpotensi sebagai penyebar virus HPV, bukan hanya mereka yang telah jelas memiliki kutil.

Kutil sendiri dapat terlihat mata telanjang membutuhkan waktu berminggu-minggu hingga tahunan setelah pertama kali terpapar virus HPV. Sehingga, seringkali sulit untuk mengetahui sejak kapan pastinya seseorang terinfeksi virus.

GEJALA

Kutil kondiloma akuminata dapat berdiameter 1-5 milimiter namun dapat pula bertumbuh atau menyebar menjadi massa yang besar di daerah anal atau genitalia. Pada beberapa kasus tampak seperti tangkai kecil. Dapat keras (mengalami keratinisasi) dan juga lunak. Warnanya bervariasi dan dapat pula berdarah. Pada sebagian besar kasus, gejala  yang ditemukan pada infeksi HPV adalah kutil itu sendiri yang kemudian dapat menyebabkan  gatal, kemerahan dan rasa tidak nyaman baik fisik maupun psikologis penderitanya.

Ditemukan di bagian mana saja di vulva dan sekitar anus, menyebar ke dalam introitus vagina dan kadang-kadang melibatkan vagina bagian atas dan serviks. 

Kondilomata yang ditemukan di vulva hampir selalu multipel. Secara tipikal kondilomata akuminata memiliki struktur bercabang dengan tangkai yang sempit, yang tumbuh secara berkelompok sehingga memberikan gambaran Cauliflower (kembang kol), tetapi dapat juga mempunyai dasar yang luas dan kasar.

Walaupun sangat jarang terjadi dan membutuhkan waktu yang sangat lama, Kondilomata acuminata dapat berkembang menjadi ganas.

TERAPI

Ada banyak cara menangani kondilomata.  Meskipun telah mendapatkan terapi, sangat mungkin kutil kelamin dapat kembali muncul dalam beberapa minggu atau bulan setelahnya, Hal ini terjadi karena tidak semua virus HPV dapat dimusnahkan dari tubuh penderita. Beberapa sel pada jaringan kulit dan vagina penderita yang kelihatan normal, mungkin saja juga sudah terinfeksi HPV. Namun, sebagian besar penderita akan memusnahkan semua virus HPV yang menginfeksi sel-sel dengan sel imun mereka sendiri dalam kurun waktu 2 tahun.

Penanganan kondiloma termasuk tindakan eksisi, ablasi dan pemberian vaksin. Dulu, eksisi dilakukan dengan skalpel dan elektrokauter dan sekarang dengan loop excision electocautery (wire cautery). Ablasi dilakukan dengan menggunakan alat seperti cryotherapy dan CO2 laser ablation dan bahan kimiawi seperti podophylin, trichloroacetic acid, idoxuridine, dan flourouracil. Dan penanganan yang terbaru yaitu penggunaan bahan antivirus dan immunomodulatory.

Secara garis besarnya, terapi Kondilomata meliputi pemberian obat-obatan (termasuk vaksin) serta tindakan bedah :

a. Obat-obatan

Pemberian obat-obatan meliputi pemberian krim atau cairan topikal yang diolesi di atas kutil sekali atau beberapa kali dalam seminggu, selama beberapa minggu hingga kutil menghilang.

Podophyllin - Podophyllin merupakan cairan yang mampu merusak dinding jaringan kutil. Pengobatan dilakukan dengan cara melarutkan podophylin dalam 10-25% emulsi spirit (tinc benzion) lalu dengan cotton swab, dioleskan secara langsung ke tiap-tiap lesi untuk menghindari terkenanya kulit sekitar. Pembilasan dilakukan setelah 6 – 8 jam kemudian. Lesi akan mengisut dan terlepas dalam waktu 7 hari. Terapi dapat diulang per minggu hingga 4 sampai 6 minggu, tergantung dari derajat lesi dan reaksi terhadap pengobatan. Perlu diingat bahwa podophyllin merupakan suatu zat yang sitotoksik sehingga tidak dapat diberikan pada trimester pertama kehamilan dan juga pada lesi di vagina.

Podofilox — Podofilox mirip dengan podophyllin, namun bila pemberian podophyllin biasanya harus dilakukan dokter atau perawat, Podofilox (Condylox) dapat digunakan langsung oleh pasien sendiri di rumah. Dengan menggunakan cotton swab, penderita mengoleskan larutan ataupun bentuk gel dari obat ini pada tiap lesi kutil, 2 kali sehari selama 3 hari berturut-turut.Lalu selama empat hari setelahnya istirahat. Sama seperti podophyllin, podofilox di kontraindikasikan pada wanita hamil sebab efek sampingnya juga serupa.

Bichloroacetic acid dan Trichloroacetic acid — Keduanya,bichloroacetic acid (BCA) and trichloroacetic acid (TCA), merupakan asam-asam yang sanggup menghancurkan jaringan kutil. TCA lebih umum digunakan. Pemberian TCA dengan cara diolesi pada lesi kutil sekali seminggu selama 4 hingga 6 minggu atau hingga kutil lenyap semua. Efek samping TCA meliputi nyeri dan sensasi terbakar namun TCA ini aman digunakan pada wanita hamil.

Imiquimod — Imiquimod (Aldara) merupakan krim yang dapat memicu sistem kekebalan tubuh untuk menyingkirkan jaringan kutil. Krim ini digunakan dengan cara dioleskan pada lesi (biasanya saat menjelang tidur), lalu dibasuh dengan air setelah 6 hingga 10 jam kemudian. Krim ini digunakan 3 kali per minggu hingga selama 16 minggu. Iritasi ringan dan kemerahan adalah normal selama terapi, dan itu berarti bahwa proses pengobatan sedang bekerja. Obat imiquimod ini tidak direkomendasikan pada wanita hamil.

Interferon — Interferon juga merupakan pengobatan yang memicu respon sistem kekebalan tubuh penderita. Tersedia dalam berbagai bentuk sediaan (injeksi, topikal dan gel), namun penelitian menunjukkan bahwa pemberian secara injeksi langsung di jaringan kutil, lebih efektif dibanding sediaan lainnya. Efek samping interferon meliputi sindrom menyerupai flu, nafsu makan berkurang, kelemahan,  dan nyeri. Obat ini tidak direkomendasikan sebagai pengobatan lini pertama namun biasanya dikombinasikan dengan pengobatan medis atau bedah lainnya, terutama pada jenis-jenis kutil kondilomata yang tidak mempan dengan terapi tunggal. Interferon tidak aman digunakan selama kehamilan,

Sinecatechins — Sinecatechins ( Veregen) merupakan produk tumbuhan yang dapat digunakan sendiri.  Mekanisme pasti dari catechine (katekin) tidak diketahui dengan jelas, namun mereka terkenal memiliki efek antioksidan dan memperkuaat sistem imun tubuh. Larutan katekin ini dioleskan pada lesi kutil eksternal 3 kali sehari hingga selama 16 minggu. Jangan digunakan pada lesi kutil di dalam vagina dan anus atau pada pasien dengan gangguan sistem kekebalan tubuh atau sedang menderita Herpes yang aktif. Setelah pengolesan, dapat dibilas dengan air sebelum melakukan kontak seksual atau sebelum memasang tampon ke dalam vagina. Obat ini juga dapat membuat lapisan latex pada kondom dan diafragma melemah, sehingga berisiko bocor. Pada beberapa penelitian, 5 persen pasien tidak melanjutkan pengobatan dengan rejimen ini oelh karena efek samping dam hampir 90 persen melaporkan efek samping yang menganggu meliputi rasa gatal, kemerahan, nyeri, inflamasi, ulserasi, pembengkanan, rasa terbakar dan kulit melepuh.

b. Terapi bedah

Terapi bedah meliputi tindakan membuang jaringan kutil (eksisi) dan tindakan menghancurkan jaringan kutil (membekukan, membakar). terapi-terapi ini sering dikombinasikan dan aman untuk pasien yang sedang hamil.
Pasien-pasien yang direkomendasikan mendapat terapi bedah meliputi :
  • Kondilomata yang tidak berespon terhadap obat-oabatan
  • Kondilomata yang sangat luas, dimana pemberian obat-obatan saja tidak cukup memadai.
  • Kondilomata yang mengenai vagina, uretra dan anus sekaligus.
  • Kondilomata yang selain berbentuk kutil, juga ada jaringan yang mengarah ke prekanker.
Berikut beberapa tindakan bedah yang dapat dilakukan :

Krioterapi (Cryotherapy) — Cryotherapy menggunakan bahan kimia untuk membekukan jaringan kutil dan biasanya tidak memerlukan pembiusan sehingga dapat dilakukan di poliklinik. Efek samping meliputi sedikit nyeri saat prosedur dilakukan,  iritasi , udem dan ulserasi. Cryotherapy ini aman bagi wanita hamil.

Elektrokauter (Electrocautery) — Electrocautery menggunakan energi listrik untuk membakar jaringan kutil. Terapi ini biasanya harus dilakukan di kamar operasi menggunakan anestesi lokal untuk mencegah nyeri.

Eksisi — Eksisi berarti tindakan bedah menggunakan pisau bedah untuk membuang jaringan kutil kondilomata. Tindakan ini dilakukan di kamar operasi dengan bantuan bius lokal untuk mencegah nyeri. Efek samping jarang terjadi namun bila ada, meliputi nyeri, timbul jaringan parut dan infeksi.

Laser — Laser menghasilkan energi berkekuatan rendah yang dapat menghancurkan jaringan kutil. Dokter yang melakukan tindakan ini haruslah terlatih dan memiliki alat yang khusus. Tindakan ini juga dilakukan di ruang operasi dengan bantuan bius lokal untuk mencegah nyeri. terapi laser direkomendasikan bagi penderita yang memiliki jaringan kutil tersebar pada area yang luas. Efek samping yang mungkin terjadi meliputi : jaringan parut, nyeri dan perubahan pada kulit (biasanya warna kulit menjadi lebih cerah).

FOLLOW UP

Setelah melakukan berbagai tindakan pengobatan yang diperlukan, bukan berarti virus HPV yang menyebabkan kondilomata benar-benar hilang. HPV Kadangkala kutil dapat berulang kembali dalam 3 sampai 6 bulan pasca terapi.  Penting dalam rentang waktu itu, untuk kembali melakukan kontrol dan cek up berkala pada dokter yang merawat.
Dikatakan bahwa hampir pada 90 % pasien dalam 2 tahun, sistem imun akan dapat memusnahkan semua virus dari dalam tubuh, namun  pada beberapa wanita yang mengalami kelemahan sistem kekebalan tubuh oleh beberapa kondisi seperti diabetes, HIV atau konsumsi obat-obatan tertentu, infeksi HPV masih dapat berulang kembali.

PENCEGAHAN

Vaksin HPV — 2 jenis vaksin yakni , Gardasil dan Gardasil 9, tersedia untuk mencegah penyakit kondiloma akuminata atau kutil kelamin ini. Gardasil membantu mencegah infeksi dari 4 tipe HPV (tipe 6, 11, 16, dan 18), dan Gardasil 9 membantu mencegah infeksi dari 5 tipe HPV lainnya. Sehingga kombinasi kedua vaksin ini dapat membantu mencegah hampr semua jenis tipe HPV yang dapat menyebabkan kondiloma akuminata dan kanker serviks sekaligus.Sebuah vaksin lainnya, Cervarix, membantu mencegah infeksi hanya dari 2 tipe HPV  (tipe 16 dan 18), sehingga ia dapat mencegah kanker serviks namun tidak dari infeksi kondiloma akuminata. Kesemua vaksin ini sangat aman digunakan

Hubungan seksual — Hindari berhubungan seksual dengan orang yang mengidap infeksi HPV atau kondilomata. Namun seringkali hal ini sulit dilakukan karena infeksi kutil kelamin tahap awal tidak dapat dilihat mata telanjang. Kondom sendiri tidak memberikan perlindungan menyeluruh terhadap HPV sebab area tubuh yang tidak tertutup kondom masih dapat tertular  virus HPV. Jika anda terkena HPV dan khawatir pasangan anda tertular, bicarakanlah secara terbuka. Beritahu bahwa infeksi HPV sangat umum terjadi dan seringkali tanpa gejala. Tidak ada tes yang spesifik dapat memeriksa virus HPV pada vulva yang asimtomatik. Yang ada, tes yang dapat melacak HPV pada serviks dari jenis tipe HPV yang berbeda dengan yang menyebabkan kondilomata.