Secara umum dapat dikatakan, bahwa berat badan orang dewasa
normalnya adalah sama dengan tinggi badannya (dalam cm) dikurangi 100, dan
hasilnya disebutkan dalam kg. Norma ini tidak berlaku secara mutlak sebab ada
toleransi Perbedaan lebih tinggi atau lebih rendah
10% dari syarat tadi masih dianggap dalam batas normal.
Apabila
berat badan dalam waktu singkat dengan segera mengalami kenaikan atau
penurunan, hal ini tidak disebabkan oleh penambahan atau kehilangan jaringan
lemak, melainkan oleh karena penambahan atau kehilangan cairan dalam tubuh.
Misalnya seseorang yang kegemukan sama sekali tidak makan dalam 24 jam, ada
kemungkinan berat badannya akan turun sebanyak 1 kg. Hal ini bukan dikarenakan
kehilangan zat lemak dari tubuhnya tetapi
terutama oleh karena banyak air dikeluarkan secara diurase dengan asupan
cairan yang tidak seimbang dengan pengeluaran. Kalau setelah puasa 24 jam tersebut
kemudian makan dan minum secara biasa lagi , maka berat badannya akan segera
bertambah 1 kg kembali.
Jadi yang
dimaksud dengan adipositas (kegemukan) ini disebabkan oleh karena kelebihan zat
lemak di dalam tubuh seseorang sehingga berat badannya di atas nilai toleransi
normal.
Adipositas
dapat dibagi 2 macam :
- Adipositas yang endogen. Dalam hal ini kegemukan disebabkan oleh kelainan hormonal dalam tubuh seseorang, yang kadangkala disertai kelebihan makan makanan berkalori tinggi.
- Adipositas yang eksogen. Istilah ini dimaksudkan pada orang sehat yang mengalami kegemukan karena pola kebiasaan makan yang berkelebihan kalori dengan aktivitas fisik yang kurang memadai untuk membakar kelbeihan kalori tersebut. Makanan berkalori tinggi ini dapat berupa makanan tinggi lemak atau tinggi karbohidrat. Seperti kita ketahui pada proses lipogenase (pembentukan zat lemak tubuh) membutuhkan Asetyl co-enzym A yang berasal dari metabolisme zat hidrat arang (karbohidrat). Pada orang yang kelebihan konsumsi karbohidrat , kadar glukosa dalam darahnya akan meningkat pula. Dengan pengaruh insulin sebagian glukosa akan memasuki jaringan lemak dan digunakan untuk sintesis zat lemak. Untuk proses ini juga melibatkan FFA (free fatty acid).
Tingginya kadar glukosa dalam darah menyebabkan sel otot lebih
memilih glukosa ini untuk dibakar menjadi energi. Sedangkan free fatty
acid yang tidak digunakan akan bersama
sebagian glukosa yang berlebih di simpan
dalam jaringan lemak lewat proses lipogenase di atas.
Berikut ilustrasi bila konsumsi karbohidrat berlebih :
bagan utiliasi glukosa-ffa pada asupan karbohidrat berlebih |
Apabia seseorang berpuasa maka akan terjadi sebaliknya. Kadar
glukosa dalam darah tidak meningkat, jadi tidak ada glukosa yang memasuki
jaringan lemak. Oleh karean itu FFA dalam jaringan lemak tidak digunakan untuk
mensintesis zat lemak (lipogenase).
Jadi sekarang secara mudah FFA akan dikeluarkan dari jaringan lemak
dan memasuki darah. Kalau kadar FFA dalam darah meningkat maka hal ini akan
menekan utilisasi (penggunaan) glukosa oleh otot untuk menghasilkan energi.
Otot akan lebih memilih menggunakan FFA ini sebagai sumber bahan bakar yang
dirubah menjadi energi. Glukosa sendiri akan disimpan dan kurang digunakan,
supaya kadar glukosa dalam darah tidak terus turun. Dengan kata lain utilisasi
FFA ini adalah mekanisme tubuh untuk mencegah terjadinya hipoglikemi pada
keadaan asupan karbohidrat yang rendah.
Bagan utilisasi glukosa-FFA pada asupan karbohidrat rendah |
Apakah kerugian bila seseorang mengalami adipositas (kelebihan berat
badan) :
- Usia hidup yang lebh pendek dibandingkan mereka yang berberat badan normal.
- Adipositas menyebabkan resiko atherosklerosis meningkat.
- Adipositas memudahkan timbulnya hipertensi.
- Adipositas memudahkan timbulnya diabetes tipe 2 (dewasa).
- Adipositas memudahkan terbentuknya batu empedu.
- Adipositas memudahkan terjadinya trombosis pada mereka yang post operasi
- Adipositas dapat mengakibatkan insufisiensi paru-paru oleh karena diafragma yang terdesak ke atas, sehingga isi rongga thoraks (dada) menjadi sempit.
- Adipositas dapat memperberat decompensatio cordis (suatu keadaan gagal jantung)
Berikut
pembahasan lebih lanjut kedua jenis adipositas di atas :
- Adipositas Endogen
Dalam hal ini dasar adipositas adalah gangguan hormonal, tetapi
seringkali juga disertai kebiasaan makan
dengan kalori berlebih. Beberapa penyakit hormonal berkaitan dengan adipositas
endogen ini :
- Myxoedem
Ditemukan pada hipofungsi dari kelenjar thyroid, berat badan
penderita umumnya meningkat. Hal ini biasanya tidak disebabkan oelh
penghimpunan zat lemak, melainkan oleh retensi air. Perbedaannya dengan adipositas eksogen :
Myxoedem
|
Gejala
|
Adipositas Eksogen
|
+
|
Kulit kering
|
-
|
+
|
Oedem kelopak mata
|
-
|
+
|
Penderita mengeluh dingin
|
-
|
+
|
Rambut gugur
|
-
|
+
|
Suara rendah atau parau
|
-
|
+
|
Anorexia (nafsu makan berkurang)
|
-
|
-
|
Berkeringat
|
+
|
Turun
|
Nilai PBI (Protein Binding Iodin)
|
Normal
|
Turun
|
Nilai BM (Basal Metabolism)
|
Turun
|
- Syndroma cushing
Merupakan kelainan dari kelenjar anak ginjal (adrenalin). Kadang
kadang sangat sulit membedakan adipositas akibat sindrom cushing dengan
adipositas eksogen
- Insulinoma
Oleh karena kelebihan produksi insulin,maka kadar glukosa dalam
darah akan turun. Hal ini akan menimbulan rasa lapar berlebihan pada penderita
sehingga ia akan makan banyak. Dengan demikian kadara glukosa darah akan naik
lagi. Akan tetapi kemudian insulin akan mempergiat lipogenase (pembentukan zat
lemak) sehingga terjadilah obesitas.
- Dystrofia adiposo-genitalis
Merupakan gangguan akibat tumor pada kelenjar hipofisis dimana pada
yang bersangkutan akan ditemukan
Adipositas dan atrofi alat kelamin (pada laki-laki).
Penyakit demikian jarang sekali ditemukan. Distrofia adiposa
genitalis pertama kali dilaporkan oleh Frohlich. Penyakit ini mesti dibedakan
dengan dipositas pada anak lelaki yang
disertai terjadinya keterlambatan pubertas (akil baliq). Sindroma yang satu ini
terutama ditemukan pada anak pria tunggal dalam satu keluarga atau anak pria
yang bungsu. Seringkali anak pria tersebut sangat dimanjakan, sehingga
kelebihan makanan dan menyebabkan adipositas dan memperlambat permulaan
pubertas. Namun, setelah pubertas, pertumbuhan anak akan kembali normal.
Sebaliknya pada distrofia adiposo genitalis, gangguan perkembangan
bersifat permanen oleh karena sumber penyebab berupa tumor di hipofisis masih
ada.
- Adipositas Eksogen
Adipositas eksogen ditemukan pada orangyang namun dnegan pola makan
yang berlebihan kalori dengan aktivitas fisik yang tidak memadai. "fat
comes from food, where else it come from?". Beberapa faktor yang
mempengaruhi :
- Kebiasaan.
Terdapat famili, suku-suku pun bangsa-bangsa dengan kebiasaan makan
yang berlebihan.
- Cara makanan dimasak dan disajikan
Mereka yang terbiasa menyajikan makanan yang lezat dan berlebihan
tentu akan lebih banyak makan dibandingkan yang makan dengan sederhana
- Pengaruh familial
Dalam keluarga tertentu akan ditemukan banyak yang mengalami
kegemukan dengan sebab yang tidak jelas apakah karena kebiasaan yang berlebihan
atau karena pengaruh herediter (keturunan).
- Aktivitas fisik
Gerak badan yang kurang akan memudahkan timbulnya adipositas oleh
kaori yang dibakar tidak sebanding dengan asupan yang masuk. Ditambah
seringkali mereka yang terlanjur gemuk menjauhi oralhraga karena malu akan
bentuk tubuhnya bila memakai pakaian sport.
- Faktor Psikis
Pada kondisi psikis tertentu seseorang cenderung dapat makan banyak
untuk mengatasi stress yang diderita misalnya ketika mendapat kekecewaan, patah
hati, emosi, dll. Namun mereka yang bila stress justru malah berkurang makannya
tidak akan mengalami kegemukan,
TERAPI :
Jelaslah bahwa pengobatan paling tepat terdiri dari mengurangi
jumlah kalori yang dikonsumsi tiap hari. "He who eats till he is sick,
must fast till he is well".
- Diet
Makanan yang dikonsumsi sebaiknya mengandung :
- Banyak protein (daging kurus, skimmed milk, ikan)
- Banyak sayur (mengandung vitamin,mineral dan menghasilkan perasaan kenyang dalam lambung)
- Buah buahan dalam jumlah biasa.
- Nasi dalam jumlah sedikit. Sebagai pengganti nasi juga dapat menggunakan kentang dalam jumlah sedikit.
- Kopi dan the seberapa suka tapi tanpa gula.
- Dilarang : gule, kue manis, lemak, minyak, coklat dst.
Dalam menilai penurunan berat badan sebaiknya berpatok pada nilai
penurunan berat badan. Tidak perlu berat badan turun drastis lebih dari 1/2-1
kg dalam seminggu yang penting konsisten. Kalau berat badan tetap atau naik,
berarti bahwa penderita harus mengulangi lagi jumlah makanannya.
Frekuensii makan sebaiknya 3 x sehari. Meski jumlah porsinya
sedikit, frekuensi harus tetap normal untuk menghidari rasa lapar berlebihan
yang berujung pada keinginan membalas makan dan gagalnya diet.
- Aktivitas fisik
Sebaiknya orang dengan kegemukan mengadakan cukup gerak badan dalam
sehari. Dengan demikian mereka akan lebih segar. Tetapi sebaiknya disadari
bahwa hampir tidak mungkin untuk menurunkan berat badan dengan gerak badan
saja. Misalnya, untuk menggunakan semua tenaga (kalori) yang terdapat dalam 1/2
kg lemak, kita harus jalan kaki kurang
lebih 36 jam.
- Diuretika
Diuretika bukan merupakan obat untuk adipositas/obesitas. Jelas
bahwa denan pemberian diuretika berat badan akan turun namun bukan karen akehilangan lemak melainkan
karena kehilangan air. Pengobatan jenis ini adalah pengobatan "palsu"
dan tidak bermanfaat serta bisa berbahaya bila tidak terkontrol dengan baik
sebab akan mengakibatkan hipokalemia yang berujung pada rasa lemah lesu bahkan
gangguan jantung.
- Hormon tiroxin
Pemberian hormon yang diproduksi kelenjar tiroid ini adalah suatu
kesalahan besar. Tiroxin hanya akan menurunkan berat badan kalau diberikan
dalam dosis yang toksis. Kalau diberikan dalam dosis rendah maka kemungkinan
besar penderita akanmengalami gangguan keseimbangan fungsi kelenjar hipofisis
dan tiroid.
- Golongan amfetamin
Beberapa dokter meresepkan/menggunakan obat jenis ini (misalnya dexedrine
dan benzedrine) untuk mengurangi nafsu makan penderita. Akan tetapi oleh karena
kemungkinan timbulnya komplikasi tertentu, sebaiknya pengobatan demikian
dihindari, kecuali ada pertimbangan tertentu dari dokter ahli yang
bersangkutan.
Yang terpenting dalam menurunkan berat badan adalah kemauan
penderita. Berkenaan dengan hal ini sangat penting bagi dokter untuk memberi
pertolongan psikologis yang sebaik baiknya. Berat badan penderita sebaiknya
diukur dengan rutin setiap satu atau dua minggu. Kalau ternyata belum turun
maka dokter harus memberi semangat dan mempergiat penderita untuk mengurangi
jumlah makannya. Sebaliknhya bila ada kemajuan yang dicapai, dokter memberikan
pujian dan membesarkan semangat penderita agar tetap konsisten.
PROGNOSIS
Mereka yang menderita kelebihan berat badan ringan seringkali
berhasil menurunkan berat badannya sampai normal. Namun mereka yang kelebihan
berat badannya berat seringkali gagal. Namun demikian dokter diharapkan tetap
terus memberikan pengertian dan motivasi yang sebaik-baiknya.