Monday, February 3, 2014

Anestesi Inhalasi

Halfian Tags

Setelah sebelumnya pasien mendapat premedikasi sesuai dengan yang direncanakan, pasien kemudian akan menjalani periode anestesi agar operasi dapat dilakukan sesuai dengan rencana. Untuk dapat memilih obat anestesi yang sesuai, perlu dipahami tentang dasar-dasar anestesi umum. Anestesi umum adalah suatu keadaan tidak sadar yang reversibel karena obat-obat anestesi yang disertai dengan hilangnya rasa nyeri di seluruh tubuh. Komponen dasar dari anestesi ialah :
  • Narkosis 
  • Analgesia 
  • Relaksasi 

Tahapan Anestesi Umum
  1. Induksi : Mulai masuknya obat anestesi sampai hilangnya kesadaran, dapat diberikan secara parenteral maupun inhalasi 
  2. Maintenance : Tahapan anestesi dimana pembedahan dapat berlangsung dengan baik (untuk para ahli bedah) 
  3. Pengakhiran anestesi : diusahakan penderita sadar bila pembedahan sudah selesai

ANESTESI INHALASI

Anestesi inhalasi merupakan keadaan yang unik, dimana jalan napas digunakan sebagai jalan masuknya obat bius ke dalam tubuh. Dalamnya anestesi umum berbanding langsung dengan tekanan parsial dari obat anestesi dalam otak.

 
Faktor-faktor yang menentukan tekanan gas anestesi dalam arteri dari otak ialah :

  1. Tekanan parsial gas anestesi yang diinspirasi
  2. Ventilasi paru
  3. Pemindahan gas anestesi dari alveoli ke dalam aliran darah
  4. Pemindahan gas anestesi dari aliran darah ke seluruh jaringan

1. Tekanan parsial gas anestesi yang diinspirasi


mesin-pembiusan
mesin anestesi umum
Tekanan gas anestesi yang diinspirasikan dapat diatur oleh alat vaporizer. Bila tekanan yang diinspirasikan tetap maka tekanan parsial gas anestesi dalam arteri akan sama dengan tekanan parsial gas anestesi yang diinspirasikan.
Untuk mempercepat induksi konsentrasi gas anestesi yang diinspirasikan harus lebih tinggi dari tekanan parsial yang diharapkan dalam jaringan. Setelah tekanan yang diinginkan tercapai maka tekanan parsial yang diinspirasikan diturunkan sampai pada batas untuk mempertahankan dalamnya anestesi.

2. Ventilasi paru
Ventilasi paru mempengaruhi kecepatan masuknya gas anestesi ke dalam peredaran darah. Hiperventilasi mempercepat masuknya gas anestesi dalam sirkulasi dan jaringan. Pengaruh ventilasi ini tampak lebih nyata pada gas anestesi yang larut dalam darah, misalnya halotan dan eter.

3.Pemindahan gas anestesi dari alveoli ke dalam aliran darah
Membrana alveoli dengan mudah dapat dilewati gas anestesi secara difusi, dari alveoli ke aliran darah ataupun sebaliknya dari aliran darah ke alveoli. Pada kerusakan jaringan paru, misalnya emphisema paru, difusi akan terganggu. Faktor yang mempengaruhi difusi gas anestesi dari alveoli ke aliran darah ialah :
  1. Kelarutan gas anestesi dalam darah
  2. Kecepatan aliran darah melalui paru
  3. Tekanan parsial gas anestesi dalam arteri dan vena
a) Kelarutan gas anestesi dalam darah
Kelarutan gas anestesi dalam darah dinyatakan dengan perbandingan konsentrasi gas anestesi dalam darah dengan konsentrasi gas anestesi dalam gas anestesi yang diinspirasikan sesudah terjadi keseimbangan. Gas anestesi yang sudah larut dalam darah, untuk mencapai keseimbangan dibutuhkan waktu yang lama juga. Untuk gas anestesi sudah larut dalam darah, darah merupakan tempat penyimpanan gas anestesi sehingga untuk mencapai keseimbangan dibutuhkan gas anestesi yang lebih banyak.
b) Kecepatan aliran darah melalui paru
Kecepatan difusi gas anestesi dan udara ke aliran darah tergantung kontak antara udara inspirasi dengan aliran darah. Bertambah cepat aliran darah paru akan bertambah cepat pula difusi gas anestesi tersebut.
c) Tekanan parsial gas anestesi dalam arteri dan vena
Kecepatan difusi ke dalam aliran darah berbanding langsung dengan perbedaan tekanan parsial gas anestesi dalam alveoli dan dalam darah. Karena tekanan parsial gas anestesi dalam aliran darah bertambah, beban paru akan bertambah.

4. Pemindahan gas anestesi dari aliran darah ke seluruh jaringan
Tekanan parsial gas anestesi dalam jaringan meningkat secara bertahap sampai mencapai keseimbangan dengan dalam arteri.
Hal ini tergantung pada :
  1. Kelarutan gas anestesi dalam jaringan
  2. Tekanan parsial gas anestesi dalam darah arteri dan jaringan
Jaringan yang mempunyai aliran darah lebih cepat, keseimbangan lebih cepat tercapai. Pengeluaran gas anestesi dimulai dari penurunan tekanan parsial gas anestesi dalam darah arteri yang kemudian diikuti oleh penurunan dalam jaringan.


Cara (teknik) pemberian anestesi inhalasi

  1. Sistem terbuka (open drop)
  2. Sistem setengah terbuka (semi open)
  3. Sistem tertutup (closed)
  4. Sistem setengah tertutup (semi closed)
Perbedaan open method dan closed method


Open Method
Closed Method
  1. Tidak ada rebreathing
  2. Tidak ada absorbed CO2
  1. Ada udara ekspirasi yang dihirup kembali (rebreathing)
  2. Menggunakan absorbed CO2 (soda lime)

1. Open method
Prinsip :
Obat inhalasi diteteskan pada masker (sungkup) dari kawat yang dilapisi dengan 5-7 lembar gause. Obat akan menguap setelah bercampur dengan udara.
Contoh : Ether, chloroform, etil clorida
Keuntungan :
  • Sederhana
  • Mudah dilakukan
  • O2 dari udara
  • Tidak terjadi akumulasi CO2
Kekurangan :
  • Boros
  • Mudah terjadi kebakaran/ledakan
  • Dapat mengiritasi kulit muka
  • Level anestesi lama tercapai

2. Semi open method
Prinsip : Sama open method kecuali sungkup ditutup kain tebal sehingga gas anestesi bisa bertahan lebih lama
Keuntungan :
  • Sama open method, dan
  • Konsentrasi obat lebih tinggi
  • Induksi lebih cepat
Kekurangan :
  • Sama open method, dan
  • Bisa terjadi akumulasi CO2 dalam sungkup (mudah terjadi hipoksia)

3. Semi closed method
Prinsip : Pasien diinhalasikan melalui suatu masker tertutup yang dihubungkan dengan suatu reservoir (breathing bag) dimana gas atau obat inhalasi bercampur dengan O2 sebelum obat inhalasi terdahulu diuapkan melalui vaporizer
Udara ekshalasi akan terbuang keluar melalui suatu sistem klep yang dihubungkan dengan masker
Keuntungan :
  • Lebih irit
  • Tidak terjadi akumulasi O2
  • Bahaya kebakaran dan ledakan kurang
Kekurangan :
  • Kalau soda lime sudah tua bisa terjadi akumulasi CO2 (CO2 narcosis)
  • Debu soda lime dapat mengiritasi paru pasien (soda lime ini biasanya ditambahkan filter)

4. Closed method
Prinsip : Obat inhalasi setelah diuapkan diinhalasikan melalui suatu sistem tertutup. Jadi terjadi 100% rebreathing dari udara ekshalasi yang CO2-nya sebelumnya diikat oleh suatu absorbed.
Alat absorbed ini disebut “Canister” yang berisi soda lime yang mengandung campuran NaOH dan Ca(OH)2 --> ada sirkuit anestesi