Tahap Anestesi Umum
Tahap I
- Mulai saat pemberian anestesi sampai hilangnya kesadaran
- Pasien masih ikut perintah
- Terdapat analgesi
Tahap II
- Hilangnya kesadaran dan refleks bola mata dan pernapasan mulai tidak teratur (kadang-kadang hilang)
- Bola mata : masih bergerak
- Pupil : sedikit lebar
- Refleks : Refleks jalan napas meningkat
- Pasien masih dapat batuk sampai terjadi laryngospasme,
- Hipersalivasi
- Bisa muntah dan berisiko aspirasi pneumonia
- Penderita sering berontak
Tahap III (Tahap pembedahan, surgical state)
- Mulai dari pernapasan yang teratur sampai berhentinya napas spontan (arrest napas)
- Napas jadi teratur seperti orang tidur
- Refleks bulu mata hilang
- Otot-otot mulai lemas
- Napas : teratur, amplitudo dalam, gerak dada dan perut serentak, pernapasan dada sangat nyata
- Bola mata : masih bergerak
- Pupil : kecil
- Napas : sama plana I, hanya besarnya amplitudo me¯
- Bola mata : tidak bergerak
- Pupil : -
- Napas : gerak perut lebih dominan daripada gerak otot dada. Gerak dada tertinggal (sudah mulai paralisis). Otot-otot pernapasan tambahan lebih aktif, otot-otot diafragma lebih berperan untuk memenuhi Tidal Volume.
- Bola mata : tidak bergerak
- Pupil : mulai melebar sedang, refleks cahaya masih (+)
- Napas : tinggal napas perut saja, inspirasi cepat seperti terisak / gasping, terjadi pause (waktu istirahat) setelah ekspirasi lama. Akhirnya napas akan berhenti total pada Tahap IV
- Bola mata : tidak bergerak
- Pupil : melebar maksimal, refleks cahaya (-)
Tahap IV (Medullar paralysis)
Mulai berhentinya napas spontan sampai terjadinya gagal sirkulasi (circulatory arrest)Tahap-tahap anestesi di atas dapat dikenal dengan memperhatikan :
Napas, gerakan bola mata, lebar pupil, ada tidaknya beberapa refleks.
Tanda Napas
Merupakan tanda yang penting karena :
- Baik buruknya napas langsung mempengaruhi hidup matinya pasien
- Dengan selalu mengawasi tanda napas sekaligus akan dapat diawasi ada tidaknya gangguan napas
- Pada operasi daerah muka dan kepala, tanda-tanda mata tidak dapat diawasi. Sehingga yang diawasi ada tidaknya gangguan napas serta dipakai patokan hemodinamik
- Jika tanda lain tidak cocok dengan napas, maka yang dipakai adalah tanda napas
- Irama : teratur atau tidak
- Amplitudo : dangkal atau dalam
- Sifat : perut atau dada
- Fase : gerak dada serentak atau tidak dengan gerak perut
Mudah ditetapkan berdasarkan bergerak atau diam
- Bila bola mata masih bergerak : tahap III plana I atau lebih dangkal lagi
- Bila bola mata diam (fixed) : tahap III plana II atau lebih dalam lagi
Kecuali pada tahap II, makin lebar pupil berarti makin dalam anestesiDipengaruhi oleh :
- Efek Morfin pupil mengecil
- Efek Atropin pupil melebar
- Pada orang tua pupil sudah kaku sehingga walaupun anestesi sudah dalam mungkin pupilnya masih kecil
Menilai kedalaman anestesi melalui penilaian refleks diantaranya :
- Bulu mata (Eye lash) : hilang pada tahap III (tidur dalam)
- Refleks pharynx : muntah hilang pada tahap III plana I (guedel airway bisa dipasang)
- Refleks larynx : batuk hilang pada stadium III plana II (endotracheal tube bisa dipasang)
Perawatan pasca anestesi
- Lakukan Monitoring dengan cermat :
- Tanda vital
- Efek obat anestesi (anestesi dikeluarkan melalui inhalasi dan urine)
- Penanganan nyeri pasca operasi