Monday, July 29, 2013

Sekilas Dermatitis Seboroik

Halfian Tags

Merupakan kondisi pada kulit yang ditandai papel eritem, gatal, disertai skuama yang kadang kering kadang berminyak terutama pada wajah, kulit kepala dan daerah-daerah seborrhoe lainnya.
dermatitis-seboroik

Patogenesis :
  • Berhubungan erat dengan keaktifan glandula sebasea. Glandula tersebut aktif pada bayi baru lahir, kemudian menajdi tidak aktif selama 9-12 tahun akibat stimulasi hormon androgen dari ibu berhenti,
  • Pada orang yang telah mempunyai faktor predisposisi, timbulnya dermatitis seboroik dapat disebabkan oleh faktor kelelahan, stres emosional atau infeksi.

Diagnosis :

  1. Pada bayi (umur 2-10 minggu)Daerah frontal dan parietal kepala khas sebagai cradle cap (skuama dan krusta kuning tebal, pecah-pecah, berminyak tanpa eritem), kurang/tidak gatal.
    - Pada lokasi lain : papel eritem dengan skuama kuning berminyak, kurang/tidak gatal.

  2. Dewasa ( 18 - 40 tahun, dapat pada usia tua) :Umumnya gatal, sering kambuh karen alelah, stress atau paparan sinar matahari dan bersifat kronis.
    - Daerah seboroik efloresensi khas : makula/patch folikuler, prifolikuler, papel eritema atau kekuningan (ringan-berat) disertai inflamasi, skuama dan krusta (tipis-tebal), kering, madidans atau berminyak.

Diagnosis Banding :

Tergantung dari berat dan lokasi dari lesi penyakit.
  1. Pitiriasis kapitis (ketombe), Psoriasis vulgaris, Dermatitis atopik.
  2. Dermatitis kontak, Dermatofitosis, Pitiriasis rosea
  3. Kandidiosis intertrigo, eritrasma, erupsi obat, impetigo
  4. Darier disease, pemfigus foliaceus. 

Perawatan :

Rawat jalan poliklinik


Terapi :

  • Penerangan pada penderita  bahwa penyakit dapat ditekan tidak menjadi parah namun tetap bersifat penyakit yang residif kronis. Jika ada infeksi sekudner beri antibiotika.
  • Pengobatan topikal tergantung pada lokasi lesi.
  • Kepala dengan skuama tebal dan melekat pada bayi.
  • Minyak mineral hangat (minyak kelapa atau baby oil) dioleskan dan dibiarkan 8-12 jam lalu dikupas atau disikat halus kemudian dicuci dengan shampo yang tepat.
  • Shampo : selenium sulfida 1-1,8%, zink pirythione, tar atau ketokonazole 2 %, 2-3 kali seminggu.
  • Lokasi sulit : losio kortikosteroid 1-3 kali sehari atau salep asam salisil 5%. Hindari pemakaian tonik rambut atau sediaan dasar alkohol.
  • Lokasi lain : kortikosteroid ringan (hidrokortison 1-2,5%, ointment atau krim), imidazol krim (mikonasol krim, ketokonasol krim).
  • Sering cuci muka atau mandi dengan air sabun dan air untuk menghilangkan lemak dan yeast.
  • Obat oral  hanya bila lesi berat dan luas atau obat topikal tidak memuaskan :Kortikoteroid (prednison/prednisolon) : 20-30 mg/hari sampai membaik lalu dosis diturunkan perlahan.
    - Ketokonazol 200 mg/hari selama 3 minggu.

Penyulit :

  • Infeksi sekunder
  • Kerontokan rambut
  • Eritrodermi, biasanya karena terapi topikal yang tidak tepat atau terkena paparan sinar matahari.
  • Penyakit leiner, eritrodermi pada bayi.