Merupakan kondisi pada kulit yang ditandai papel eritem, gatal, disertai skuama yang kadang kering kadang berminyak terutama pada wajah, kulit kepala dan daerah-daerah seborrhoe lainnya.
Patogenesis :
Diagnosis :
Diagnosis Banding :
Tergantung dari berat dan lokasi dari lesi penyakit.
Perawatan :
Rawat jalan poliklinik
Terapi :
Penyulit :
Patogenesis :
- Berhubungan erat dengan keaktifan glandula sebasea. Glandula tersebut aktif pada bayi baru lahir, kemudian menajdi tidak aktif selama 9-12 tahun akibat stimulasi hormon androgen dari ibu berhenti,
- Pada orang yang telah mempunyai faktor predisposisi, timbulnya dermatitis seboroik dapat disebabkan oleh faktor kelelahan, stres emosional atau infeksi.
Diagnosis :
- Pada bayi (umur 2-10 minggu)- Daerah frontal dan parietal kepala khas sebagai cradle cap (skuama dan krusta kuning tebal, pecah-pecah, berminyak tanpa eritem), kurang/tidak gatal.
- Pada lokasi lain : papel eritem dengan skuama kuning berminyak, kurang/tidak gatal.
- Dewasa ( 18 - 40 tahun, dapat pada usia tua) :- Umumnya gatal, sering kambuh karen alelah, stress atau paparan sinar matahari dan bersifat kronis.
- Daerah seboroik efloresensi khas : makula/patch folikuler, prifolikuler, papel eritema atau kekuningan (ringan-berat) disertai inflamasi, skuama dan krusta (tipis-tebal), kering, madidans atau berminyak.
Diagnosis Banding :
Tergantung dari berat dan lokasi dari lesi penyakit.
- Pitiriasis kapitis (ketombe), Psoriasis vulgaris, Dermatitis atopik.
- Dermatitis kontak, Dermatofitosis, Pitiriasis rosea
- Kandidiosis intertrigo, eritrasma, erupsi obat, impetigo
- Darier disease, pemfigus foliaceus.
Perawatan :
Rawat jalan poliklinik
Terapi :
- Penerangan pada penderita bahwa penyakit dapat ditekan tidak menjadi parah namun tetap bersifat penyakit yang residif kronis. Jika ada infeksi sekudner beri antibiotika.
- Pengobatan topikal tergantung pada lokasi lesi.
- Kepala dengan skuama tebal dan melekat pada bayi.
- Minyak mineral hangat (minyak kelapa atau baby oil) dioleskan dan dibiarkan 8-12 jam lalu dikupas atau disikat halus kemudian dicuci dengan shampo yang tepat.
- Shampo : selenium sulfida 1-1,8%, zink pirythione, tar atau ketokonazole 2 %, 2-3 kali seminggu.
- Lokasi sulit : losio kortikosteroid 1-3 kali sehari atau salep asam salisil 5%. Hindari pemakaian tonik rambut atau sediaan dasar alkohol.
- Lokasi lain : kortikosteroid ringan (hidrokortison 1-2,5%, ointment atau krim), imidazol krim (mikonasol krim, ketokonasol krim).
- Sering cuci muka atau mandi dengan air sabun dan air untuk menghilangkan lemak dan yeast.
- Obat oral hanya bila lesi berat dan luas atau obat topikal tidak memuaskan :- Kortikoteroid (prednison/prednisolon) : 20-30 mg/hari sampai membaik lalu dosis diturunkan perlahan.
- Ketokonazol 200 mg/hari selama 3 minggu.
Penyulit :
- Infeksi sekunder
- Kerontokan rambut
- Eritrodermi, biasanya karena terapi topikal yang tidak tepat atau terkena paparan sinar matahari.
- Penyakit leiner, eritrodermi pada bayi.